Beijing (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bandung mengintensifkan promosi untuk menggaet lebih banyak turis Tiongkok, yang sekarang sedang banyak melakukan perjalanan ke mancanegara.

"Kami saat ini fokus untuk meningkatkan turis mancanegara, salah satunya dari Tiongkok, yang merupakan pangsa pasar besar saat ini," kata Wali Kota Bandung Mochamad Ridwan Kamil kepada Antara di Beijing, Kamis.

Ia mengatakan saat ini Bandung sudah menjadi salah satu kota tujuan wisata terbaik di Indonesia, namun jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke kota itu masih relatif kecil.

Pada 2013, ia melanjutkan, jumlah turis mancanegara yang mengunjungi Bandung tercatat enam juta orang dan kebanyakan berasal dari negara-negara anggota ASEAN, Jepang, Korea Selatan dan Eropa.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Bandung Nicolaus Luamanauw mengatakan dari enam juta turis yang mengunjugi Bandung selama kurun waktu itu, turis yang berasal dari Tiongkok hanya berkisar 15.000 sampai 20.000 orang.

"Padahal, orang Tiongkok yang berwisata ke mancanegara setiap tahun meningkat, hingga 100 juta orang, sedangkan yang ke Indonesia baru sekitar 750 ribu orang," kata Nicolaus.

Ridwan menjelaskan, Pemerintah Kota Bandung berusaha menarik lebih banyak turis asing dengan memperbaiki infrastruktur transportasi kota, antara lain meningkatkan kapasitas terminal bus dan bandara, serta meningkatkan promosi pariwisata.

"Menggiatkan promosi dan kini difokuskan ke Tiongkok," katanya.

Ia mengatakan Bandung menawarkan semua potensi wisata yang dimiliki, dari wisata sejarah, alam, kuliner maupun belanja kepada para turis Tiongkok.

Laman pariwisata Kota Bandung, ia menambahkan, juga akan menampilkan informasi dalam Bahasa Mandarin supaya turis Tiongkok bisa mengetahui macam-macam informasi pariwisata di Bandung.

"Ke depan, kami akan lebih fokus pada Bandung sebagai tujuan wisata alam, kuliner dan belanja. Saat ini, karena kami baru mulai mengintensifkan untuk menggaet turis Tiongkok, maka semua potensi yang ada kami buka dan berikan," ujar Ridwan.

"Kita perkenalkan dulu semua potensi yang ada, setelah pasar berhasil kita garap secara matang, baru kita tentukan fokusnya sesuai dengan minat pasar yang kita fokuskan, dalam hal ini Tiongkok," tambah Ketua Badan Promosi Pariwisata Bandung Nicolaus Luamanauw.

Tentang kesiapan sumber daya manusia untuk menyambut turis Tiongkok, terutama pemandu wisata yang berbahasa Mandarin, Ridwan dan Nicolaus mengatakan bahwa itu termasuk pekerjaan rumah yang sedang digarap.

"Saat ini, kami memiliki enam orang pemandu wisata yang fasih berbahasa Mandarin, dan itu akan terus ditingkatkan jumlahnya," kata Nicolaus.

"Kami ada beberapa sekolah pariwisata dan perguruan tinggi yang memiliki jurusan Bahasa Mandarin, dan kami telah melakukan kerja sama seperti dengan Universitas Maranatha," kata Ridwan.

Meski belum banyak pemandu wisata yang berbahasa Mandarin, ia mengatakan, Pemerintah Kota Bandung telah menyiapkan sambungan telepon khusus bagi turis Tiongkok yang berwisata di Bandung.

"Misalnya, saat kesulitan menuju suatu obyek wisata, dia dapat menghubungi nomor tersebut dan akan dipandu oleh operator yang fasih berbahasa Mandarin," ujarnya.