Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan para investor memiliki kepercayaan terhadap penerbitan instrumen obligasi valas Indonesia, yang terlihat dari tingginya pemesanan (oversubscribed) sukuk global yang mencapai 6,82 kali lipat.

"Ini menunjukkan investor kita masih percaya dan demandnya tinggi," ujar Menkeu saat ditemui di Jakarta, Rabu.

Menkeu mengatakan respon positif dari investor juga terlihat sebelumnya ketika pemerintah menerbitkan obligasi berdenominasi Euro (Eurobond), yang menunjukkan adanya kelebihan permintaan mendekati tujuh kali lipat.

"Saat ini stabilitas ekonomi sedang baik, dan investor percaya kepada kita. Mereka memberikan apresiasi (ketika roadshow global sukuk di Dubai) kepada Indonesia yang bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,1 persen di tengah gejolak," ujarnya.

Meskipun penerbitan obligasi valas tersebut relatif berhasil, Menkeu mengharapkan adanya diversifikasi pembiayaan dari pasar domestik serta pendalaman instrumen untuk tahun 2015, sebagai antisipasi kebijakan Bank Sentral AS (The Fed).

"Jika terjadi perubahan kebijakan moneter AS tahun depan, bukan tidak mungkin ada reverse dari capital flow. Dalam pembiayaan, harus ada langkah yang dilakukan agar ketergantungan dari foreign financing lebih kecil," ujarnya.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Robert Pakpahan menambahkan tingginya minat investor global tersebut terlihat dari imbal hasil atau kupon sukuk global yang sempat mencapai 4,625 persen, sebelum ditetapkan 4,35 persen.

"Initial price guidance yang kita launch tadi pagi itu kan sebenarnya 4,625 persen, tapi karena banyak peminat, oversubcribed, sehingga kita punya fleksibilitas untuk menurunkan harga sampai ke level 4,35 persen," ujarnya.

Untuk rencana penerbitan obligasi hingga akhir tahun 2014, Robert memastikan pemerintah tidak lagi menerbitkan instrumen valas, namun hanya berupa lelang SUN lokal termasuk penerbitan ORI sebagai upaya memenuhi target pembiayaan.

"Sisa pembiayaan tidak sampai Rp100 triliun, kemarin kita dapat lelang Rp15 triliun, dapat global sukuk 1,5 miliar dolar. Ini tinggal ORI, satu lagi. Tinggal rupiah, lainnya lelang biasa saja," ujar Robert.

Pemerintah telah menerbitkan surat berharga syariah negara atau sukuk global sebesar 1,5 miliar dolar AS yang berjangka waktu 10 tahun dengan imbal hasil atau kupon 4,35 persen, untuk memenuhi sebagian pembiayaan APBN-Perubahan 2014.

Total pemesanan yang masuk dari sukuk tersebut mencapai 10,23 miliar dolar AS atau "oversubcribed" mencapai 6,82 kali. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar dalam penerbitan sukuk global di kawasan Asia Tenggara.

Distribusi investor terdiri dari wilayah Timur Tengah dan negara-negara Islam sebesar 35 persen, Asia (termasuk Indonesia) 30 persen, Eropa 15 persen, Amerika Serikat 20 persen. Penyelesaian transaksi penerbitan obligasi syariah itu dilakukan 10 September 2014. (*)