Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pada Selasa memerintahkan pengiriman sekitar 350 tentara tambahan ke Baghdad untuk membantu pengamanan diplomat Amerika di ibu kota Irak sehingga pasukan AS di negara itu menjadi lebih dari 1.000 tentara.

"Presiden memerintahkan Departemen Pertahahanan untuk memenuhi permintaan Departemen Luar Negeri untuk menambah sekitar 350 personel militer tambahan untuk melindungi fasilitas diplomatik di Baghdad, Irak," demikian pernyataan dari Gedung Putih seperti dilansir kantor berita AFP.

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa Amerika Serikat akan "terus mendukung upaya pemerintah Irak untuk menumpas ISIL yang mengancam bukan hanya Irak tapi juga Timur Tengah serta personel dan kepentingan Amerika Serikat di kawasan."

Langkah itu dilakukan setelah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bulan lalu meminta tambahan pasukan untuk menopang pengamanan kedutaan besar dan fasilitas Amerika lainnya di Irak, dimana kelompok Negara Islam (Islamic State/IS) telah merebut wilayah utara dan barat negara itu.

Pejabat Gedung Putih dan Pentagon menyampaikan pengumuman itu setelah kelompok Negara Islam mengeluarkan video lain yang menunjukkan seorang militan dengan aksen Inggris membunuh tawanan Amerika.

Kelompok ekstrimis Suni yang juga disebut ISIL telah mendeklarasikan "khalifah" Islam di kawasan di bawah kendalinya di Irak dan Suriah, setelah menyapu jantung daratan utara Suni Arab, Baghdad. dan mengusir orang Kristen dan Yazidi di daerah itu.

Pesawat-pesawat Amerika Serikat telah mengebom ekstrimis IS di Iraq sejak 8 Agustus, khususnya sekitar bendungan Mosul di utara dan Washington telah mengerahkan ratusan pasukan untuk meningkatkan pengamanan diplomatnya di Baghdad.

Obama saat ini sedang dalam perjalanan menuju Estonia dan Wales untuk menghadiri pertemuan puncak NATO.

Menurut pernyataan Gedung Putih, Obama "akan berkonsultasi dengan sekutu NATO tindakan tambahan terhadap ISIL dan untuk mengembangkan koalisi internasional untuk menerapkan strategi komprehensif untuk melindungi masyarakat kita dan untuk mendukung mitra kita dalam melawan ISIL."

Pasukan tambahan dari Amerika Serikat akan didatangkan dari pangkalan militer di Timur Tengah. Mereka akan disertai oleh personel medis dan juga sejumlah helikopter, demikian kata juru bicara Pentagon, John Kirby.

Pasukan yang dikerahkan untuk mengamankan diplomat Amerika Serikat di Irak sebanyak 820 orang menurut Pentagon. Tambahan 300 tentara yang akan menjadi "penasihat" pasukan pengamanan Irak itu menambah jumlahnya menjadi 1.000 lebih tentara.

Sesuai keputusan Presiden, sekitar 400 tentara akan menuju Baghdad dan 55 tentara yang sudah berada di lapangan akan dirotasi keluar dari negara itu, kata pejabat.

Pasukan tambahan itu akan datang dari pangkalan Timur Tengah dan akan meliputi unsur markas, personel medis, tim penghubung udara dan sejumlah helikopter, kata juru bicara Pentagon Rear Admiral John Kirby.

Pengerahan pasukan itu dirancang untuk "memberikan pengamanan yang lebih kuat dan berlanjut untuk membantu Departemen Luar Negeri melanjutkan misi penting," kata Kirby dalam satu pernyataan.

Obama terpilih tahun 2008 dan berjanji mengakhiri perang AS di Irak dan dia menyebut penarikan seluruh pasukan AS dari negara itu pada 2011 ketika mengikuti pemilihan umum lagi pada 2012.

Namun serangan kelompok Negara Islam memicu Obama membalikkan wacara, mengirim pasukan dan memerintahkan serangan udara untuk melawan serangan dari kelompok ekstrim.

Pemerintahan Obama menyatakan bahwa intervensi militer AS terbatas pada menjaga personel Amerika, mendukung usaha kemanusiaan untuk melindungi warga sipil yang terancam dan membantu pemerintah Irak memerangi ekstrimis Negara Islam. (G005)