Sydney (ANTARA News) - Pesawat militer Australia akan mendarat di Irak pekan ini untuk memasok senjata buat petempur Kurdi Irak melawan pasukan ISIS, kata Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, Senin.

Abbott mengatakan misi tersebut akan melibatkan pesawat Angkatan Udara Australia Herculer C-130J dan pesawat Blobemaster C-17A. Misi itu, katanya, akan dilakukan bersama dengan pasukan dari Kanada, Italia, Prancis, dan Inggris.

Perdana menteri Australia tersebut mengatakan misi tersebut juga mungkin meliputi "kemungkinan keterlibatan militer", tapi tak ada keputusan untuk mengerahkan tentara Australia di lapangan, demikian laporan Xinhua.

Abbott mengatakan situasi saat ini benar-benar berbeda dengan keterlibatan Australia di Irak pada 2003, sebab kali ini Pemerintah Irak yang meminta bantuan.

"Semuanya adalah dua situasi yang sangat berbeda, pada 2003 ada aksi di Irak melawan keinginan Pemerintah Irak. Apa yang terjadi sekarang ialah keterlibatan kemanusiaan, itu atas permintaan Pemerintah Amerika dengan dukungan Pemerintah Irak," kata Abbott dalam acara tayang-bincang Today.

Pasukan keamanan Irak pada Ahad (31/8) melakukan penerobosan ke Kota Kecil Amerli, setelah lebih dari dua bulan pengepungan oleh petempur Negara Islam (IS), kata beberapa sumber keamanan.

Pasukan keamanan dengan dukungan ribuan anggota milisi Syiah dan petempur Peshmerga Kurdi bergerak memasuki Kota Kecil Amerli, sekitar 90 kilometer di sebelah timur Ibu Kota Provinsi Salahudin, Tikrit, kata satu sumber keamanan provinsi tersebut, tanpa mau menyebutkan namanya.

Tentara telah terlibat bentrokan sengit sejak Jumat (29/8) dan telah merebut beberapa daerah di sekitar posisi anggota Negara Islam yang telah mengepung Amerli selama lebih dari dua bulan, sumber tersebut di dalam laporan sebelumnya.

Pada Sabtu (30/8), Letnan Jenderal Abdul Amir Az-Zaydi, Komandan Milisi Pasukan Keamanan, memberitahu wartawan diperlukan waktu "berjam-jam atau tak lebih dari satu atau dua hari untuk menerobos pengepungan atas Amerli dan membuka jalan aman untuk meringankan penderitaan warga kota kecil itu, yang berjuang melindungi kota mereka meskipun menghadapi kekurangan parah makanan dan air selama lebih dari dua bulan".

Provinsi Salahudin adalah provinsi yang kebanyakan warganya adalah pemeluk Sunni dan Ibu Kotanya, Tikrit, sekitar 170 kilometer di sebelah utara Baghda, adalah kota kelahiran mendiang presiden Saddam Hussein.

Situasi keamanan mulai memburuk secara dramatis di Irak pada 10 Juni, ketika bentrokan berdarah meletus antara pasukan keamanan Irak dan ratusan gerilyawan, yang merebut kekuasaan atas Kota Mosul di Irak Utara. Belakangan gerilyawan merebut banyak wilayah setelah pasukan keamanan Irak meninggalkan pos mereka di Nineveh dan provinsi lain yang kebanyakan penghuninya adalah pemeluk Sunni.

(C003)