Manila (ANTARA News) - Jenderal Gregorio Catapang, kepala staf angkatan bersenjata Filipina, berkata dalam jumpa pers bahwa Israel dan Suriah telah membantu apa yang disebutnya sebagai "penyelamatan agung" pasukan Filipina setelah bentrok dengan 100 militan Suriah yang mengepung mereka selama tujuh jam.

Tentara Filipina ini menyelamatkan diri di tengah malam selagi militan Suriah tertidur, kata Catapang.

"Serangan ini memicu UNDOF (Pasukan Pengamat Pelepasan PBB) mereposisikan tentara kami ke posisi yang lebih aman di dalam wilayah misi (penjaga perdamaian)," kata Catapang seperti dikutip Reuters.

Dia mengungkapkan bahwa semua serdadu Filipina dari dua kamp yang dikenal dengan Position 68 dan Position 69, di dalam area itu telah dipindahkan ke lokasi ketiga yang dikenal sebagai Kamp Ziuoani.

Sebtu kemarin, 23 tentara penjaga perdamaian asal Filipina diselamatkan dari kaum militan yang menembaki Position 69 dan menjebak mereka selama dua hari, kata PBB.

Catapang mengatakan pasukan UNDOF dari Irlandia membantu misi penyelamatan inni. Tak diketahui pasti apakah ada militan yang tewas atau terluka dalam operasi itu.

Namun pada hari itu juga, sumber-sumber diplomatik PBB mengatakan bahwa kaum militan telah memperkuat pengepungan mereka terhadap 40 tentara Filipina lainnya yang masih terjebak di Position 68.

Humas PBB mengungkapkan bahwa setelah tengah malam waktu setempat tanggal 31 Agustus, selama gencatan senjata dengan kaum militan, semua daroi 40 tentara perdamaian Filipina di Position 68 telah meninggalkan posisinya dan tiba di sebuah lokasi yang aman sejam kemudian."

Belum lama Sabtu itu, seorang kamerawan Reuters melihat 11 kendaraan tempur PBB kembali dari basis mereka di wilayah yang dikontrol Israel sekitar 12 jam setelah pasukan penjaga perdamaian Filipina itu ditembaki sekitar pukul 6 pagi waktu setempat.

Sementara itu 44 tentara pemelihara perdamaian dari Fiji masih ditahan kaum militan sekitar 8 km dari tempat tentara Filipina berada.

Seorang komandan Front Nusra yang masih berafiliasi kepada Alqaeda berkata kepada Reuters bahwa pasukan pemelihara perdamaian Fiji itu ditahan karena UNDOF membantu pemerintahan Presiden Bashar
al-Assad dan mengabaikan penderitaan rakyat Suriah.

Front Nusra tengah bertempur melawan tentara Suriah di area ini dan berusaha merebut kendali perbatasan di Quneitra yang dioperasikan PBB, demikian Reuters.