Kupang (ANTARA News) - Nelayan Kota Kupang di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai kesulitan mendapatkan solar untuk menunjang aktivitas kapal dalam mencari ikan, karena kuota yang tersedia di Satuan Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) sangat terbatas.
"SPBN Kupang hanya mendapat pasokan 60.000 liter solar dalam sebulan, sementara jumlah armada serta kebutuhan masing-masing kapal sudah melampui pasokan solar tersebut," kata Isto Gago, salah seorang nelayan ketika ditemui di Pelabuhan Pendaratan Ikan Oeba, Jumat.
Dia mengatakan dengan terbatasnya pasokan solar tersebut mengakibatkan para nelayan sudah mulai kesulitan mendapatkan bahan bakar tersebut.
SPBN Kupang hanya bisa melayani kebutuhan nelayan hingga tanggal 20 sampai 21 setiap bulan, sementara jumlah kouta yang ada pun tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan para nelayan setempat.
"Kami terpaksa membeli solar di SPBU yang ada di Kota Kupang agar bisa berlayar kembali. Jika hanya mengandalkan SPBN maka kami akan tiarap semua," ujarnya.
Menurut dia, untuk mendapatkan solar di SPBU yang ada, setiap nelayan wajib mengantongi surat izin dari kelurahan serta Dinas Keluatan dan Perikanan Kota Kupang.
"Tanpa adanya surat izin dari dua instansi tersebut, jangan bermimpin untuk mendapatkan solar, karena pihak SPBU tidak akan melayani pembelian melalui jerigen," katanya menambahkan.
Sekali melaut, nelayan membutuhkan solar sekitar 350 liter untuk jenis kapal tangkap "Lampara", namun wilayah operasinya hanya di perairan dekat dan pesisir saja.
"Jika ingin menjangkau perairan yang jauh, maka perlu ada tambahan BBM," katanya dan mengharapkan pemerintah agar segera mengambil langkah bersama pertamina untuk menambah kuota solar agar bisa melayani semua kebutuhan nelayan.
Ia mengatakan melalui koperasi Mina Politan, permohonan nelayan untuk penambahan kuota ini sudah dilakukan, namun belum juga ada realisasi dari pihak Pertamina Kupang.
Nelayan Kota Kupang kesulitan dapatkan solar
29 Agustus 2014 12:39 WIB
ILUSTRASI-Sentra Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) (ANTARA/Iggoy el Fitra)
Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: