Malang (ANTARA News) - Seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada di Kota Malang, Jawa Timur, dalam beberapa bulan terakhir ini siaga meluasnya wabah penyakit chikungunya karena hingga saat ini masih banyak warga yang menderita penyakit tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Dr Asih Tri Rachmi Nuswantari di Malang, Jumat, mengatakan sebagai antisipasi meluasnya wabah chikungunya tersebut, seluruh puskesmas, termasuk puskesmas pembantu disiagakan serta melakukan pengasapan (fogging) di kawasan yang menjadi endemik penyakit tersebut.

"Sebenarnya, pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan jentik-jentiknya masih tetap terus berkembang. Oleh karena itu, warga harus menjaga kebersihan, jangan sampai ada genangan di sekitar rumah karena akan menjadi sarang nyamuk," ujarnya.

Lebih lanjut, Asih mengatakan seluruh Puskesmas harus siaga 24 jam, apalagi Puskesmas rawat inap yang ada di beberapa kecamatan, seperti Puskesmas Kendalsari, Dinoyo, dan Kendalkerep di Kecamatan Lowokwaru, Puskesmas Kedungkandang serta Puskesmas Mulyorejo.

Dalam beberapa bulan terakhir ini warga Kota Malang diserang chikungunya secara bergiliran. Pada awalnya, chinungunya menyerang sebagian warga di Kelurahan Bunul, Kecamatan Blimbing, kemudian merembet hingga ke Tlogomas, Purwodadi, Ketawangede, Dinoyo, serta sejumlah kelurahan lainnya.

Meski dilakukan pengasapan di sejumlah wilayah, jentik nyamuk tersebut terus berkembang, bahkan warga yang terserang chikungunya juga semakin meluas. Dan, beberapa hari terakhir ini wabah chikungunya kembali menyerang warga di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun.

Ketua RW Bandulan, Heru Meiwulandoko mengatakan, warga pertama kali terkena chiungunya pada 16 Agustus 2014. Setelah ada warga yang terkena chikungunya, penyakit langsung menyebar, bahkan menyerang anak-anak.

"Kami sudah melaporkan kasus ini ke Dinkes, namun saat ini warga yang terkena chikungunya dalam proses pemulihan setelah berobat ke klinik maupun Puskesmas," ujarnya.

Menjelang bulan puasa, sejumlah warga di beberapa kelurahan di Kota Malang diserang wabah penyakit chikungunya. Meski sudah dilakukan pengasapan, jentik nyamuk masih terus berkembang dan menggerogoti warga, bahkan meluas di beberapa kawasan.

Gejala penyakit chikungunya tersebut di antaranya adalah persendian terasa nyeri dan lemas, bahkan terasa lumpuh dan tidak mampu bergerak hingga beberapa hari. Selain itu, kepala pening, demam tinggi, dan sedikit mual.

Setelah diobati, rasa nyeri di persendian, baik tangan maupun kaki agak membaik, namun jika reaksi obatnya habis, rasa nyeri akan menyerang kembali. Untuk sembuh total dari chikungunya membutuhkan waktu cukup lama, rata-rata sekitar tiga bulan.