Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Kopi Spesial Indonesia akan melelang berbagai kopi spesial terbaik dari banyak daerah pada 8--10 Oktober 2014 di Jakarta International Expo.
Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia Leman Pahlevi di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa panitia lelang menyeleksi 144 sampel kopi dari seluruh Indonesia, antara lain dengan menilai rasa, aroma, dan keasaman kopi bercampur air panas di gelas (cupping).
"Sebelum dilelang akan di-cupping oleh para Q Grader dan R Grader, dan hanya dipilih 30 yang terbaik pada babak penyisihan," kata pria yang akrab disapa dengan nama Agam itu.
Selanjutnya, para juri internasional dari Amerika Serikat (AS), Australia, Korea, Singapura, Taiwan dan Indonesia akan menilai setiap lot kopi tersebut, serta memberikan skor berdasarkan metode yang ditetapkan oleh Coffee Quality Institute yang berpusat di AS.
Ketua Panitia Lelang Kopi Spesial Indonesia Irvan Helmi mengatakan, peserta lelang kopi spesialti tahun ini meningkat dibandingkan dua tahun lalu.
Dalam lelang kopi spesialti pada 2012 di Surabaya hanya 62 sampel yang disertakan, dan tahun ini meningkat menjadi 144 sampel.
Sampel kopi yang dikirim terdiri atas 105 kopi Arabika, 22 kopi Luwak dan 17 kopi Robusta yang berasal dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Lombok, Flores, Toraja, Enrekang dan Papua.
Para calon peserta lelang, antara lain mengirimkan kopi Yellow Catura dari Manggarai, kopi Padang Solok, kopi Lombok, dan kopi Benteng Alla dari Enrekang, Sulawesi Selatan.
"Pengirimnya bukan pedagang besar, tapi para petani atau kelompok tani dan koperasi, juga eksportir yang memiliki kopi berkualitas dan karakter rasa spesifik," katanya.
"Kopi yang dilelang dibatasi 600 kilogram sampai 1,5 ton untuk setiap peserta."
Pembatasan dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas produksi kopi spesial petani. Pembatasan juga dilakukan untuk memastikan tidak ada yang menitipkan kopi dengan kualitas yang belum teruji ke peserta lelang, yang produknya sudah melalui proses seleksi dan pengujian serta mendapat sertifikat dari Asosiasi Kopi Spesial Indonesia.
Irvan menjelaskan pula bahwa pembeli yang mengikuti lelang kebanyakan pemanggang atau pemilik kedai kopi dari dalam dan luar negeri.
"Tahun lalu kebanyakan dari Korea, ada juga yang dari Taiwan dan Australia. Mereka bisa ikut asal sudah registrasi untuk menjadi pembeli," katanya.
Agam mengatakan, penyelenggaraan lelang kopi spesialti dua tahunan diharapkan dapat mempromosikan kopi-kopi spesialti Indonesia ke konsumen dalam dan luar negeri.
"Jadi enggak hanya konsumen asing yang tahu kalau kopi kita berkualitas baik, berharga dan mahal, tapi konsumen kita juga," katanya.
"Supaya petani juga tahu bahwa kopi kita banyak yang baik dan diminati konsumen luar negeri, supaya petani kita memproses kopi dan menghasilkan kopi-kopi yang bisa diterima konsumen luar negeri," katanya.
Menurut Irvan, penyelenggaraan lelang juga ditujukan untuk menghubungkan produsen dan pemasok kopi dengan konsumen dari dalam dan luar negeri.
Dengan demikian, para produsen bisa mengetahui keinginan konsumen dan konsumen bisa mendapatkan kopi-kopi spesialti dengan kualitas bagus dari produsen dan pemasok.
Lelang itu juga akan menjadi motivasi bagi para petani untuk meningkatkan kualitas supaya kopi produksi mereka terjual dengan harga tinggi.
Pada Lelang Kopi Spesial Indonesia pada 2012, kopi Toraja Sapan memecahkan rekor sebagai kopi termahal yang pernah dijual dalam lelang dengan harga biji mentah 45 dolar AS per kilogram, sementara harga rata-rata kopi ketika itu enam sampai delapan dolar AS per kilogram. (*)
Berbagai kopi spesial Indonesia dilelang Oktober
28 Agustus 2014 19:44 WIB
Biji kopi yang sudah dipanggang. (ANTARA News/Maryati)
Pewarta: Maryati
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014
Tags: