Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 16 rumah sakit di Indonesia ditunjuk sebagai pusat rehabilitasi narkoba, kata Kepala Badan Narkotika Nasional, Anang Iskandar.
"Rumah sakit itu di antaranya di Aceh, Semarang, Jakarta, Makassar, Ambon, Jambi, Yogyakarta, Batam, dan Pontianak," katanya di Yogyakarta, Rabu.
Pada sosialisasi bahaya narkoba, ia mengatakan 16 rumah sakit tersebut dijadikan "pilot project".
"Direncanakan tahun depan semua rumah sakit milik pemerintah akan dijadikan sebagai pusat rehabilitasi. Kini peraturannya sedang dibahas," katanya.
Menurut dia, pengguna dan pecandu narkoba tidak lagi dikenai hukuman penjara, melainkan akan dimasukkan ke dalam pusat rehabilitasi.
"Semua pengguna dan pecandu narkoba yang memiliki ketergantungan psikis wajib direhabilitasi," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan kesepakatan bersama antarkementerian dan lembaga hukum, negara menjamin semua pengguna dan pecandu narkoba untuk rehabilitasi. Biayanya yang membayar negara agar mereka sembuh.
"Peraturan bersama yang disepakati BNN, Kemkes, Mahkamah Agung, Kemsos, Kemkumham, dan Polri itu diharapkan bisa mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa dari penyalahgunaan narkoba," katanya.
Menurut dia, jumlah pengguna narkoba di Indonesia sekitar 4,2 juta orang terdiri atas 1,1 juta orang coba pakai, 1,9 orang teratur pakai, dan 1,2 juta pecandu narkoba.
"Jika dibiarkan dan tidak direhabilitasi akan menjadi masalah kita bersama. Cara pendekatannya pun berbeda, kelas berat ada rawat inap, telanjur pakai bisa rawat jalan dan konseling," katanya.
Selain untuk mengurangi jumlah penguna narkoba, aturan itu juga diharapkan mampu mengurangi jumlah tahanan atau napi narkoba.
"Ada 18.905 tahanan narkoba yang berada di lembaga pemasyarakatan," katanya.(*)
16 RS ditunjuk sebagai pusat rehabilitasi narkoba
27 Agustus 2014 23:12 WIB
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Anang Iskandar (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: