Purwokerto (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengatakan peristiwa yang terjadi di obyek wisata seperti di Baturaden, Jawa Tengah, yang menewaskan pengunjungnya merupakan tanggung jawab gubernur dan bupatinya. "Bupati dan gubernurnya harus bertanggung jawab. Jangan hanya ambil tiketnya (pemasukan dari obyek wisata) saja. Ini risiko otonomi daerah," kata Jero Wacik yang dihubungi dari Purwokerto, Kamis. Jero Wacik menyesalkan terjadinya peristiwa runtuhnya jembatan gantung di obyek wisata Baturraden yang menewaskan lima orang pengunjung. Dia mengatakan dirinya belum mendapatkan laporan dari Gubernur Jawa Tengah, Mardiyanto, dan Bupati Banyumas, Aris Setiono, mengenai peristiwa tersebut. "Saya telah meminta kepada Dirjen Destinasi Pariwisata (Sambudjo Parikesit) untuk meminta laporan dari gubernur dan bupati," kata Jero Wacik. Dia juga telah meminta Dirjen Destinasi Pariwisata itu untuk langsung meninjau lokasi kejadian di Baturaden yang terletak sekitar 14 kilometer utara kota Purwokerto. Dia mengatakan sebelum peristiwa runtuhnya jembatan gantung di Baturraden, dia mengkhawatirkan terjadinya peristiwa yang dapat membahayakan pengunjung di berbagai obyek wisata. "Memang banyak sekali obyek wisata yang harus diawasi, sehingga mungkin ada yang kurang terkontrol. Jembatan itu mungkin kurang dijaga kapasitas orang yang melewatinya, sehingga runtuh," lanjut Menbudpar yang ketika dihubungi sedang melakukan silaturahmi bersama di Bandung. Oleh karena itu, dia mengatakan pihaknya telah menyebarkan surat edaran kepada para gubernur dan bupati di seluruh Indonesia untuk menjaga dan meningkatkan keamanan di obyek-obyek wisata selama libur lebaran. "Dua minggu lalu saya telah membuat surat edaran kepada gubernur dan bupati agar semua meningkatkan penjagaan dan keamanan di obyek pariwisata untuk menghindari kecelakaan," lanjut Jero Wacik. Surat edaran dari Menbudpar meminta kepada jajaran pemerintah daerah agar menjaga dan meningkatkan keamanan di obyek-obyek wisata, serta memberikan pelayanan kepada pengunjung agar tidak terlantar. Selain peristiwa di Baturraden, Menbudpar juga menyesalkan tenggelamnya kapal wisata yang di Danau Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, yang mengakibatkan 30 orang tewas tenggelam. Dia mengatakan tenggelamnya kapal tersebut diduga kelebihan muatan penumpang dan saat ini pihak berwajib sedang mencari pengemudi kapal yang melarikan diri. Korban Baturaden Lima orang tewas di Baturaden, yaitu Fitriana (penduduk Indramayu, Jabar) dan Sugiarti (penduduk Limpakuwus Kabupaten Banyumas, Jateng), Endang (17) asal Indramayu, Susana (20) asal Pekalongan, dan Yuli Puspasari (penduduk Pekalongan). Kapolwil Banyumas, Kombes Imron Putra A, mengemukakan korban yang meninggal dunia sebanyak lima orang dan semuanya adalah wanita, sedangkan yang mengalami luka-luka berat 19 orang, serta luka ringan sebanyak tujuh orang. Selain lima orang meninggal, terdapat 19 orang luka berat, dan tujuh orang luka ringan akibat jembatan gantung di Lokawisata Baturaden putus talinya dan oleng ke bagian kanan, sehingga mereka jatuh ke sungai (jarak dengan jembatan gantung 15 meter). Korban yang mengalami luka berat dan ringan di antaranya adalah Sumardi (35) penduduk Pekalongan, Reza (13) Limpakuwus Banyumas, Warnata (24) Indramayu, Nirtam (15) Limpakuwus Banyumas, Tio (15), Nurkolis (18) Indramayu, Heri Purwoko (24) penduduk Pasir Muncang Banyumas, Leni (20) Indramayu, dan Novianti (21) Purbalingga. Korban yang mengalami luka berat dan ringan ini mendapat perawatan intensif di Rumas sakit Margono Soekarjo, Rumah Sakit Tentara Wijayakusuma, dan Rumah Sakit Elizabeth Purwokerto. (*)