Polri awasi keamanan terkait kelangkaan BBM bersubsidi
26 Agustus 2014 20:16 WIB
SPBU Dijaga Polisi seorang petugas kepolisian menjaga SPBU yang berada di jalur Pantura, Tegal, Jateng, Selasa (26/8). Sejumlah SPBU dijaga anggota kepolisian untuk mengantisipasi kesemrawutan pengendara yang antre pengisian BBM menyusul diberlakukannya kebijakan pengaturan BBM bersubsidi. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah) ()
Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan siap mengawasi keamanan di beberapa wilayah Indonesia terkait dengan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Kami dari Kepolisian tentu koordinasi dengan instansi terkait. Kami melakukan patroli dan pengaturan di titik-titik SPBU. Jangan sampai ada ketidakpuasan dari masyarakat sehingga melakukan tindakan (kekerasan) pada SPBU," kata Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabarhakam) Polri Komjen Pol Putut Eko Bayuseno di Jakarta, Selasa.
Putut menyampaikan, kepolisian juga siap melakukan pengamanan yang bersifat preventif untuk menghindari terjadinya tindakan-tindakan anarkis.
"Internal Polri sendiri melakukan tindakan yang sifatnya preventif, yakni berupa imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan hal yang melanggar hukum," ujarnya.
Selain itu, kata dia, Polri pun sudah menugaskan kepada para kapolda untuk melakukan langkah-langkah antisipasi di wilayahnya masing-masing.
"Para kapolda sudah diperintahkan untuk berkoordinasi dengan (SPBU) Pertamina setempat, macam-macam koordinasinya, bisa rapat-rapat untuk pencegahan dan juga penindakan bila ada yang melanggar hukum," katanya.
"Kemudian, binmas (pembinaan masyarakat) dan intelijen Polri melakukan deteksi dini manakala ada tindakan yang menjurus ke hal-hal yang merugikan, segera kita lakukan tindakan pencegahan," lanjutnya.
Walaupun demikian, Kabarhakam Polri itu meyakini bahwa sejauh ini belum ada potensi terjadinya ricuh terkait kekhawatiran akan kelangkaan BBM bersubsidi.
Putut juga menegaskan bahwa kepolisian tidak segan-segan untuk menindak secara hukum apabila menemukan adanya oknum-oknum yang melakukan kecurangan terkait dengan suplai BBM bersubsidi yang sedang langka.
"Hal itu termasuk tugas intelijen dan binmas untuk mengantisipasi manakala ada informasi tentang penimbunan BBM, maka reserse nanti akan menindaklanjuti," katanya menjelaskan.
(Y012/R010)
"Kami dari Kepolisian tentu koordinasi dengan instansi terkait. Kami melakukan patroli dan pengaturan di titik-titik SPBU. Jangan sampai ada ketidakpuasan dari masyarakat sehingga melakukan tindakan (kekerasan) pada SPBU," kata Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabarhakam) Polri Komjen Pol Putut Eko Bayuseno di Jakarta, Selasa.
Putut menyampaikan, kepolisian juga siap melakukan pengamanan yang bersifat preventif untuk menghindari terjadinya tindakan-tindakan anarkis.
"Internal Polri sendiri melakukan tindakan yang sifatnya preventif, yakni berupa imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan hal yang melanggar hukum," ujarnya.
Selain itu, kata dia, Polri pun sudah menugaskan kepada para kapolda untuk melakukan langkah-langkah antisipasi di wilayahnya masing-masing.
"Para kapolda sudah diperintahkan untuk berkoordinasi dengan (SPBU) Pertamina setempat, macam-macam koordinasinya, bisa rapat-rapat untuk pencegahan dan juga penindakan bila ada yang melanggar hukum," katanya.
"Kemudian, binmas (pembinaan masyarakat) dan intelijen Polri melakukan deteksi dini manakala ada tindakan yang menjurus ke hal-hal yang merugikan, segera kita lakukan tindakan pencegahan," lanjutnya.
Walaupun demikian, Kabarhakam Polri itu meyakini bahwa sejauh ini belum ada potensi terjadinya ricuh terkait kekhawatiran akan kelangkaan BBM bersubsidi.
Putut juga menegaskan bahwa kepolisian tidak segan-segan untuk menindak secara hukum apabila menemukan adanya oknum-oknum yang melakukan kecurangan terkait dengan suplai BBM bersubsidi yang sedang langka.
"Hal itu termasuk tugas intelijen dan binmas untuk mengantisipasi manakala ada informasi tentang penimbunan BBM, maka reserse nanti akan menindaklanjuti," katanya menjelaskan.
(Y012/R010)
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: