Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 448 calon tenaga kerja Indonesia (TKI) mengikuti tes penempatan perawat di Jepang yang diselenggarakan oleh "Japan International Corporation of Welfare Services" (JICWELS) dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) di Jakarta dan Medan, Selasa.

"Kami menyambut baik JICWELS yang melakukan wawancara, tes bakat dan kuis Jepang di Jakarta dan Medan. Sebelumnya, hanya dilakukan di Jakarta saja," ujar Kepala BNP2TKI, Gatot Abdullah Mansyur, di Jakarta.

Penyelenggaraan tes itu memudahkan Jepang dalam mendapatkan tenaga perawat dan perawat lansia lebih banyak dan berkualitas.

"Penempatan pada 2015 ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Jepang meningkatkan kuota hingga 348 orang, dengan rincian permintaan perawat 82 orang dan perawat lansia sebanyak 266 orang," tambah Gatot.

Dia mengimbau para calon TKI agar menunjukkan kemampuan dan keterampilannya. Jika seleksi lolos, maka dilanjutkan tes kesehatan, yang biayanya ditanggung oleh calon TKI sebesar Rp1 juta.

"Biaya tersebut akan diganti oleh Pemerintah Jepang, jika lolos sebagai TKI".

Sesampai di Jepang, perawat tersebut akan menempuh proses pencocokan, yang proses saling memilih antara calon TKI dan calon pengguna jasa rumah sakit atau panti lansia. Pada proses ini,. calon TKI akan memilih 10 rumah sakit atau 10 panti lansia.

Setelah itu, akan mengikuti pelatihan bahasa Jepang selama enam bulan di Indonesia dan enam bulan di Jepang. Sedangkan yang tidak mengikuti proses pencocokan pertama, harus mengikuti proses pencocokan tahan dua dan dilanjutkan kursus Bahasa Jepang. Jika tidak mengikuti proses pencocokan tahan pertama dan kedua, dinyatakan gugur.

"Jangan percaya dengan calo yang menawarkan untuk meluluskan, yang bisa menentukan hanya JICWELS. Bukan BNP2TKI," imbuh mantan dubes Indonesia untuk Arab Saudi itu.



Ribuan TKI

Indonesia telah menempatkan perawatnya di Jepang sejak 2008. Jumlah perawat yang sudah ditempatkan sebanyak 1.235 perawat, yang terdiri atas 481 perawat rumah sakit dan 754 perawat lansia.

"Diperkirakan pada 2020 dibutuhkan satu juta perawat dan perawat lansia. Peluang kesempatan kerja ini harus diraih oleh calon TKI dengan menyiapkan keterampilan teknis dan kemampuan berkomunikasi Bahasa Jepang."

Perawat asal Indonesia di Jepang bersaing dengan perawat asal Filipina, India, Vietnam, dan lainnya. Perawat Indonesia di Jepang mendapat gaji sekitar Rp12 juta-Rp20 juta per bulannya.

Perawat yang sudah bekerja di Jepang bisa mengikuti ujian nasional. Jika lulus ujian nasional, maka berhak bekerja selamanya di Jepang.