Garut (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat, memperluas lahan tanaman jagung menjadi 69.847 hektare dari sebelumnya 68.000 hektare untuk mencapai target produksi jagung sebanyak 650 ribu ton tahun 2025 dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar dan meningkatkan kesejahteraan petani.

"Tahun 2025, kami menargetkan tanam jagung seluas 69.847 hektare dengan target produksi minimal mencapai 630 ribu hingga 650 ribu ton," kata Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut Haeruman di Garut, Jumat.

Ia menuturkan lahan di Kabupaten Garut memiliki kecocokan untuk penanaman komoditas jagung yang saat ini angka produktivitasnya rata-rata mencapai 7-8 ton per hektare, bahkan di beberapa wilayah sentra produktivitasnya lebih dari 8 ton per hektare.

Hampir seluruh wilayah Kabupaten Garut, kata dia, dapat ditanami jagung, namun secara umum saat ini fokus sentra produksi terbagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah utara yakni Limbangan, Karangpawitan, Banyuresmi, Malangbong dan Sukawening. Sementara wilayah selatan yakni Pakenjeng, Mekarmukti, Bungbulang dan Caringin.

Ia menyebutkan dengan produksi jagung itu, Garut mampu menjadi salah satu daerah pemasok terbesar atau penghasil jagung terbanyak tingkat Jawa Barat sebesar 60 persen dengan total produksi mencapai 600 ribu ton setiap tahun.

Baca juga: Dispertan Garut kembangkan inovasi penggilingan padi portabel

"Kabupaten Garut merupakan penghasil jagung terbesar di Jawa Barat dengan persentase mencapai 60 persen dari total produksi Jawa Barat atau mencapai 600 ribu ton setiap tahun dengan luas tanam rata-rata setiap tahun mencapai 68 ribu hektare," katanya.

Ia menyampaikan karena tingginya produktivitas jagung itu maka Dispertan Garut mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai Kabupaten/Kota Terbesar Produksi Jagung di Jawa Barat Tahun 2024.

Perolehan penghargaan itu, kata dia, bukan menjadi akhir melainkan menjadi pendorong untuk terus meningkatkan produktivitas dan juga kualitasnya agar lebih baik karena komoditas jagung pemasarannya jelas.

"Kami akan mendorong upaya peningkatan kualitas mutu hasil panen jagung di antaranya melalui fasilitas bangunan pengering untuk menjaga kadar air sesuai dengan standar," katanya.

Ia menyampaikan upaya lainnya dalam mengembangkan komoditas jagung yakni berupaya terus menjaga keberlanjutan produksi melalui program pengembangan sarana dan prasarana pertanian, penyuluhan yang intensif dan terstruktur.

Selanjutnya, kata dia, berupaya memberikan perlindungan terhadap kebencanaan pertanian baik dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) maupun gangguan bukan OPT, dan mengalokasikan anggaran dari APBN maupun APBD untuk memberikan fasilitas penyediaan benih bermutu dan sarana produksi lainnya.

Ia menyampaikan, pihaknya juga mengusulkan pengembangan jagung di Jawa Barat bagian selatan, dan mendorong pengembangan pembangunan pabrik pakan yang berbasis jagung untuk segera direalisasikan di wilayah Garut, khususnya pada wilayah sentra produksi.

"Hal ini akan mendorong kepastian pasar, sehingga memberikan daya tarik kepada petani untuk tetap mengusahakan budidaya tanaman jagung," katanya.

Baca juga: Pemkab Garut minta toko swalayan bantu penjualan produk lokal

Baca juga: Bantuan logistik didistribusikan untuk korban gempa bumi di Garut