KKP tingkatkan kerja sama pengembangan SDM dengan Tiongkok
29 November 2024 19:23 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (kiri) bertemu dengan Wakil Menteri Sumber Daya Alam Tiongkok SUN Shuxian (kanan) beserta sejumlah delegasi Provinsi Shandong di Kantor KKP Jakarta, Jumat (29/11/2024). ANTARA/HO-Humas KKP
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meningkatkan kerja sama dengan Tiongkok dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) perikanan berkelanjutan sesuai prinsip ekonomi biru.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan telah melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Sumber Daya Alam Tiongkok SUN Shuxian beserta sejumlah delegasi Provinsi Shandong di Kantor KKP Jakarta, untuk meningkatkan kerja sama tersebut.
"Pertemuan ini membahas perluasan kerja sama bidang kelautan dan perikanan, di antaranya terkait pembangunan sumber daya manusia, teknologi budidaya perikanan berkelanjutan, hingga tata ruang laut sesuai prinsip ekonomi biru," kata Trenggono di Jakarta, Jumat.
Ia juga menyampaikan bahwa pertemuan itu membuka peluang besar untuk saling berbagi keahlian dan inovasi, khususnya terkait keunggulan Provinsi Shandong dalam budi daya laut dengan komoditas unggulan seperti tiram, abalon, kerang mutiara, udang, serta berbagai jenis rumput laut, termasuk laminaria dan nori.
Baca juga: Trenggono dorong adanya protein ikan dalam menu Makan Bergizi Gratis
Trenggono menyampaikan bahwa KKP menaungi satuan pendidikan vokasi hingga balai-balai pelatihan kelautan dan perikanan yang dikelola oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (BPPSDM).
"Sedangkan Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok memiliki The First Institute of Oceanography (FIO) yang berlokasi di Provinsi Shandong," ucapnya.
Menurut Trenggono, peningkatan kapasitas sumber daya manusia penting untuk mendukung pelaksanaan tata kelola kelautan dan perikanan berkelanjutan yang kaya inovasi.
"Sehingga produk perikanan yang dihasilkan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan pangan, dan di sisi lain ekosistem tetap terjaga kelestarian," ucap Trenggono.
Sementara di bidang budi daya, Menteri Trenggono mengungkapkan KKP telah melakukan gebrakan dengan membangun modeling budi daya untuk komoditas unggulan ekspor, yakni udang, rumput laut, tilapia, dan lobster.
Rumput laut dan tilapia potensial dikerjasamakan dengan Tiongkok karena dua negara memiliki kemampuan masing-masing yang bisa dikolaborasikan. KKP merencanakan revitalisasi belasan ribu hektare tambak idle di kawasan pantai utara Jawa untuk pengembangan budi daya nila.
Baca juga: KKP bentuk tim untuk pembangunan modeling produksi garam nasional
“Ini tentu dapat menjadi peluang kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok. Khususnya dalam transfer teknologi dan peluang investasi pengusaha Tiongkok di Indonesia,” urainya.
Sementara itu, Wakil Menteri Sumber Daya Alam Tiongkok Sun Shuxian menyambut baik rencana perluasan kerja sama bidang kelautan dan perikanan dua negara.
Ia berharap kerja sama di bidang ini bisa semakin besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan di dua negara bahkan global.
“Kerja sama kelautan tentunya sangat strategis. Kami akan berusaha melakukan koordinasi dan inisiasi supaya ini apa yang kami diskusikan hari ini bisa terealisasi,” ungkap Sun.
Sebelumnya, Menteri Trenggono mendampingi Presiden Prabowo Subianto pada kunjungan kenegaraan ke Beijing, Tiongkok pada 9 November 2024.
Kunjungan itu menghasilkan terobosan kerja sama diantaranya MoU on Deepening Blue Economy Cooperation, serta Technical Cooperation Agreement (TCG) yang menjadi landasan memperkuat pengelolaan laut berkelanjutan dan pengembangan sektor perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan telah melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Sumber Daya Alam Tiongkok SUN Shuxian beserta sejumlah delegasi Provinsi Shandong di Kantor KKP Jakarta, untuk meningkatkan kerja sama tersebut.
"Pertemuan ini membahas perluasan kerja sama bidang kelautan dan perikanan, di antaranya terkait pembangunan sumber daya manusia, teknologi budidaya perikanan berkelanjutan, hingga tata ruang laut sesuai prinsip ekonomi biru," kata Trenggono di Jakarta, Jumat.
Ia juga menyampaikan bahwa pertemuan itu membuka peluang besar untuk saling berbagi keahlian dan inovasi, khususnya terkait keunggulan Provinsi Shandong dalam budi daya laut dengan komoditas unggulan seperti tiram, abalon, kerang mutiara, udang, serta berbagai jenis rumput laut, termasuk laminaria dan nori.
Baca juga: Trenggono dorong adanya protein ikan dalam menu Makan Bergizi Gratis
Trenggono menyampaikan bahwa KKP menaungi satuan pendidikan vokasi hingga balai-balai pelatihan kelautan dan perikanan yang dikelola oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (BPPSDM).
"Sedangkan Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok memiliki The First Institute of Oceanography (FIO) yang berlokasi di Provinsi Shandong," ucapnya.
Menurut Trenggono, peningkatan kapasitas sumber daya manusia penting untuk mendukung pelaksanaan tata kelola kelautan dan perikanan berkelanjutan yang kaya inovasi.
"Sehingga produk perikanan yang dihasilkan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan pangan, dan di sisi lain ekosistem tetap terjaga kelestarian," ucap Trenggono.
Sementara di bidang budi daya, Menteri Trenggono mengungkapkan KKP telah melakukan gebrakan dengan membangun modeling budi daya untuk komoditas unggulan ekspor, yakni udang, rumput laut, tilapia, dan lobster.
Rumput laut dan tilapia potensial dikerjasamakan dengan Tiongkok karena dua negara memiliki kemampuan masing-masing yang bisa dikolaborasikan. KKP merencanakan revitalisasi belasan ribu hektare tambak idle di kawasan pantai utara Jawa untuk pengembangan budi daya nila.
Baca juga: KKP bentuk tim untuk pembangunan modeling produksi garam nasional
“Ini tentu dapat menjadi peluang kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok. Khususnya dalam transfer teknologi dan peluang investasi pengusaha Tiongkok di Indonesia,” urainya.
Sementara itu, Wakil Menteri Sumber Daya Alam Tiongkok Sun Shuxian menyambut baik rencana perluasan kerja sama bidang kelautan dan perikanan dua negara.
Ia berharap kerja sama di bidang ini bisa semakin besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan di dua negara bahkan global.
“Kerja sama kelautan tentunya sangat strategis. Kami akan berusaha melakukan koordinasi dan inisiasi supaya ini apa yang kami diskusikan hari ini bisa terealisasi,” ungkap Sun.
Sebelumnya, Menteri Trenggono mendampingi Presiden Prabowo Subianto pada kunjungan kenegaraan ke Beijing, Tiongkok pada 9 November 2024.
Kunjungan itu menghasilkan terobosan kerja sama diantaranya MoU on Deepening Blue Economy Cooperation, serta Technical Cooperation Agreement (TCG) yang menjadi landasan memperkuat pengelolaan laut berkelanjutan dan pengembangan sektor perikanan.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: