Wamenkomdigi tegaskan potensi Indonesia dalam ekonomi digital global
28 November 2024 20:28 WIB
(Kiri) Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko, Direktur Utama Televisi Republik Indonesia (TVRI) Iman Brotoseno, dan Wakil Menteri Kemkomdigi Nezar Patria dalam diskusi "Bagaimana AI Mengakselerasi Transformasi Digital untuk Indonesia Emas 2045" yang digelar di Jakarta, Kamis (28/11/2024). (ANTARA/Adimas Raditya)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menegaskan potensi besar Indonesia dalam ekonomi digital meski berada di tahap awal dalam perkembangan sektor digital.
"Nah kita memang at early stage, tapi kita sangat potensial. Potensinya besar untuk tumbuh menjadi pemain utama dalam ekonomi digital global," kata Nezar dalam diskusi "Bagaimana AI Mengakselerasi Transformasi Digital untuk Indonesia Emas 2045" yang digelar di Jakarta, Kamis.
Nezar menyampaikan, walaupun saat ini masih berperan sebagai konsumen teknologi, Indonesia memiliki peluang untuk mengubah status tersebut dan berkontribusi signifikan dalam kawasan Asia.
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat, dengan nilai mencapai 366 miliar dolar AS pada 2030, yang menyumbang hampir 40 persen dari total pertumbuhan ekonomi digital Asia yang diperkirakan mencapai 1 triliun dolar AS.
Baca juga: Memanfaatkan KTT APEC untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital RI
Namun demikian, masih terdapat tantangan besar untuk mewujudkannya seperti masalah infrastruktur.
Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia sudah terhubung dengan internet, kualitas konektivitas masih sangat bervariasi antara daerah perkotaan dan perdesaan, khususnya di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang kualitas internetnya masih sangat rendah.
Program pemerintah, seperti penggunaan satelit Satria-1, diharapkan dapat mengatasi kesenjangan ini dengan memberikan layanan internet berkualitas tinggi ke sekitar 27.000 titik di daerah 3T.
Baca juga: Teknologi jadi kunci memajukan ekonomi kreatif
Selain itu, Indonesia juga menghadapi kekurangan besar dalam jumlah talenta digital.
Saat ini, kebutuhan talenta digital di Indonesia mencapai sekitar 10 juta orang, sementara hanya sekitar 6 juta talenta yang tersedia.
"Dengan proyeksi selisih yang masih ada hingga 2030, upaya untuk mengembangkan dan melatih talenta digital menjadi sangat krusial," kata dia.
Lebih lanjut Nezar menyampaikan, sektor riset dan pengembangan (R&D) juga menjadi perhatian utama.
Baca juga: WamenEkraf: Hadirnya teknologi AI bawa peluang pekerjaan baru
Menurut dia, Indonesia harus meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan teknologi mendalam (deep technology) dan teknologi baru yang muncul.
Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan perlu dioptimalkan untuk menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung adopsi teknologi terbaru.
Ia menegaskan, dengan memperbaiki kualitas konektivitas, meningkatkan jumlah talenta digital, serta memperkuat riset dan inovasi, Indonesia dapat meraih tujuan ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi digital sebesar 8 persen per tahun hingga 2030.
Namun, untuk mewujudkan potensi ini, Indonesia harus berfokus pada pencapaian kedaulatan digital, dengan mendorong pengembangan teknologi domestik yang tidak hanya bergantung pada teknologi dari luar negeri.
"Inilah saatnya bagi Indonesia untuk menjadi pemain global di dunia digital, bukan hanya konsumen, melainkan juga inovator yang membawa perubahan besar di kawasan Asia," ujar Nezar.
Baca juga: Investasi digital berperan penting capai pertumbuhan ekonomi 8 persen
Baca juga: Kemkomdigi tekankan digitalisasi penting dorong keberlanjutan ekonomi
"Nah kita memang at early stage, tapi kita sangat potensial. Potensinya besar untuk tumbuh menjadi pemain utama dalam ekonomi digital global," kata Nezar dalam diskusi "Bagaimana AI Mengakselerasi Transformasi Digital untuk Indonesia Emas 2045" yang digelar di Jakarta, Kamis.
Nezar menyampaikan, walaupun saat ini masih berperan sebagai konsumen teknologi, Indonesia memiliki peluang untuk mengubah status tersebut dan berkontribusi signifikan dalam kawasan Asia.
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat, dengan nilai mencapai 366 miliar dolar AS pada 2030, yang menyumbang hampir 40 persen dari total pertumbuhan ekonomi digital Asia yang diperkirakan mencapai 1 triliun dolar AS.
Baca juga: Memanfaatkan KTT APEC untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital RI
Namun demikian, masih terdapat tantangan besar untuk mewujudkannya seperti masalah infrastruktur.
Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia sudah terhubung dengan internet, kualitas konektivitas masih sangat bervariasi antara daerah perkotaan dan perdesaan, khususnya di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang kualitas internetnya masih sangat rendah.
Program pemerintah, seperti penggunaan satelit Satria-1, diharapkan dapat mengatasi kesenjangan ini dengan memberikan layanan internet berkualitas tinggi ke sekitar 27.000 titik di daerah 3T.
Baca juga: Teknologi jadi kunci memajukan ekonomi kreatif
Selain itu, Indonesia juga menghadapi kekurangan besar dalam jumlah talenta digital.
Saat ini, kebutuhan talenta digital di Indonesia mencapai sekitar 10 juta orang, sementara hanya sekitar 6 juta talenta yang tersedia.
"Dengan proyeksi selisih yang masih ada hingga 2030, upaya untuk mengembangkan dan melatih talenta digital menjadi sangat krusial," kata dia.
Lebih lanjut Nezar menyampaikan, sektor riset dan pengembangan (R&D) juga menjadi perhatian utama.
Baca juga: WamenEkraf: Hadirnya teknologi AI bawa peluang pekerjaan baru
Menurut dia, Indonesia harus meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan teknologi mendalam (deep technology) dan teknologi baru yang muncul.
Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan perlu dioptimalkan untuk menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung adopsi teknologi terbaru.
Ia menegaskan, dengan memperbaiki kualitas konektivitas, meningkatkan jumlah talenta digital, serta memperkuat riset dan inovasi, Indonesia dapat meraih tujuan ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi digital sebesar 8 persen per tahun hingga 2030.
Namun, untuk mewujudkan potensi ini, Indonesia harus berfokus pada pencapaian kedaulatan digital, dengan mendorong pengembangan teknologi domestik yang tidak hanya bergantung pada teknologi dari luar negeri.
"Inilah saatnya bagi Indonesia untuk menjadi pemain global di dunia digital, bukan hanya konsumen, melainkan juga inovator yang membawa perubahan besar di kawasan Asia," ujar Nezar.
Baca juga: Investasi digital berperan penting capai pertumbuhan ekonomi 8 persen
Baca juga: Kemkomdigi tekankan digitalisasi penting dorong keberlanjutan ekonomi
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Tags: