Jakarta (ANTARA) - Segera setelah mengakhiri masa cuti tahunannya, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, langsung tancap gas terjun langsung memantau sejumlah proyek infrastruktur strategis di Batam.

Beberapa proyek yang menjadi fokus perhatian Rudi adalah Bundaran Punggur, revitalisasi VVIP Bandara Hang Nadim, dan flyover Lela Bahari. Ketiga proyek ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2024.

Proyek Bundaran Punggur saat ini telah mencapai progres 89 persen. Rudi optimistis proyek ini akan selesai tepat waktu. Jalur lalu lintas sudah dibuka normal. Yang tengah berlangsung saat ini adalah pengaspalan lanjut sampai selesai dan finishing pengecoran area akses perumahan.

Sementara itu, revitalisasi VVIP Bandara Hang Nadim telah mencapai tahap akhir. Dengan interior yang elegan dan modern, fasilitas ini siap menyambut tamu-tamu penting yang berkunjung ke Batam. Bandara ini merupakan akses pertama bagi kunjungan yang masuk sehingga revitalisasi VVIP diharapkan dapat meningkatkan layanan Bandara.

Lantas, proyek flyover Lela Bahari yang dinantikan masyarakat Batam juga terus dikebut. Dengan progres mencapai 90 persen, flyover ini diyakini akan menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan di kawasan Tiban-Nagoya-Batam Centre. Meskipun ada kendala dari faktor cuaca, Rudi optimistis proyek ini akan selesai tepat waktu.

Batam menuju kota modern

Perjalanan panjang Batam dimulai pada tahun 1970, ketika Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 65 tentang Pelaksanaan Proyek Pembangunan Pulau Batam. Sebelum saat itu, Batam adalah sebuah pulau kecil yang sebagian besar dihuni oleh masyarakat nelayan, dengan kondisi alam yang masih berupa hutan belantara.

Namun, angin perubahan mulai bertiup. Pada 26 Oktober 1971 Presiden Soeharto mengesahkan pembentukan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (Otorita Batam) yang bertugas untuk mengembangkan Batam sebagai basis logistik dan operasional industri minyak dan gas bumi.

Melalui Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 1971, Ibnu Sutowo diangkat sebagai Ketua pertama Otorita Batam. Sejak saat itu, pembangunan Batam dimulai dengan pesat.

Peran Otorita Batam, yang kini dikenal sebagai BP Batam, sangat krusial dalam memfasilitasi pengembangan infrastruktur dan menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi perkembangan kota ini. Kini, Batam telah menjadi kota yang berkembang pesat, dengan fokus utama pada infrastruktur, industri, dan sektor pariwisata.

Mencapai puncak perekonomian

Batam kini berada di jalur yang tepat menuju kemajuan. Pada tahun 2023, perekonomian Batam tercatat tumbuh sebesar 7,04 persen, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (5,20 persen) dan Indonesia secara keseluruhan (5,05 persen).

Pertumbuhan ini didorong oleh sektor-sektor utama seperti manufaktur, elektronik, dan pariwisata. Salah satu kunci keberhasilan Batam dalam mencapai pertumbuhan ini adalah upaya besar BP Batam dalam meningkatkan infrastruktur dan menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi.

Di bawah kepemimpinan Muhammad Rudi sejak 2019, BP Batam memfokuskan diri pada pengembangan infrastruktur. Pembangunan jalan-jalan protokol, bandara, pelabuhan, hingga kawasan industri yang lebih efisien telah menjadi prioritas utama. Muhammad Rudi juga menekankan pentingnya pengembangan industri hijau dan proyek berbasis energi terbarukan, yang semakin menegaskan komitmen Batam untuk menjadi kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Bersama Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto, serta empat anggota bidang lainnya —Alexander Zulkarnaen, Enoh Suharto Pranoto, Sudirman Saad, dan Wan Darusallam— BP Batam berhasil menciptakan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini memungkinkan Batam untuk terus berkembang sebagai kota modern dengan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakatnya.

Hari Bakti ke-53 BP Batam bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga momen untuk merenungkan perjalanan panjang Batam yang kini telah menjelma menjadi kota dengan daya saing global. Tema “Batam Baru, Indonesia Maju” mencerminkan tekad BP Batam untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam memajukan ekonomi Indonesia.

Memperingati Hari Bakti ke-53

Berbagai prestasi pembangunan BP Batam selama 53 tahun itu dirangkum dalam sebuah peringatan Hari Bakti ke-53, salah satu rangkaiannya adalah gelaran pameran foto di Antara Heritage Center, Jakarta.

Pameran ini bukan hanya sekadar menampilkan gambar-gambar perkembangan fisik Batam, tetapi juga menggambarkan perjalanan panjang kota ini dalam menjadi salah satu kawasan industri terkemuka dan pusat perdagangan bebas di Indonesia.

Bertajuk “Batam Baru, Indonesia Maju,” pameran ini membawa pengunjung untuk menyaksikan transformasi Batam dalam 53 tahun terakhir yang penuh dengan pencapaian signifikan.

Pameran menampilkan 20 karya foto aerial yang memotret berbagai aspek pembangunan Batam. Foto-foto ini tidak hanya menunjukkan kemajuan fisik kota, tetapi juga menceritakan kisah di baliknya—bagaimana perencanaan dan kerja keras membawa Batam pada posisi penting baik di Indonesia maupun dunia.

Salah satu foto yang menarik perhatian adalah gambar jalan utama yang menghubungkan Bundaran Punggur menuju Simpang Bandara. Pembangunan infrastruktur jalan utama menjadi salah satu langkah pertama yang diambil BP Batam untuk mempercepat perekonomian kota. Foto ini menggambarkan bagaimana Batam berhasil meningkatkan konektivitas dengan pembangunan jalan-jalan yang lebih lebar dan lebih efisien.

Begitu pula dengan flyover Laluan Madani dan flyover Lela Bahari yang kini menjadi ikon infrastruktur kota Batam. Pembangunan flyover ini sangat penting untuk mengatasi kemacetan dan meningkatkan arus transportasi, baik untuk barang maupun orang.

Tak hanya infrastruktur transportasi, pameran ini juga menampilkan foto-foto kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus. Salah satunya adalah pengembangan Jalan Hang Jebat Nongsa, yang akan menjadi jalur utama menuju kawasan ekonomi khusus Nongsa Digital Park. Proyek ini semakin memperkuat posisi Batam sebagai pusat teknologi dan digital, serta mendukung peran kota ini dalam ekonomi global.

Namun, pameran ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik. Beberapa foto juga menunjukkan perkembangan Batam dalam aspek spiritual dan sosial. Masjid Tanjak yang dibangun di area Bandara Hang Nadim menjadi simbol perhatian BP Batam terhadap pengembangan pariwisata religi. Begitu juga dengan Masjid Agung Raja Hamidah yang baru saja direvitalisasi dan mampu menampung hingga 10.000 jemaah, serta Masjid Sultan Mahmud Ri’ayat Syah yang merupakan masjid terbesar di Kepulauan Riau dan Sumatra. Foto-foto ini memperlihatkan bagaimana Batam terus berkembang dengan memperhatikan sisi spiritual dan sosial masyarakatnya.

Selain itu, pembangunan Waduk Tembesi juga mendapat perhatian di pameran ini. Waduk yang terletak di Batam ini merupakan bagian dari infrastruktur pendukung yang sangat penting untuk mencukupi kebutuhan air bersih di kota ini, seiring dengan berkembangnya industri dan jumlah penduduk.

Ada pula foto pembangunan rumah bagi warga yang terdampak oleh proyek Rempang Eco-City. Pembangunan ini mencerminkan komitmen BP Batam dalam menciptakan kota yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan secara lingkungan.

Pameran foto ini menjadi bukti nyata dari perubahan fisik yang telah terjadi di Batam, sekaligus refleksi dari semangat pembangunan yang terus berjalan.

Melalui pameran ini, masyarakat dapat menyaksikan bagaimana Batam telah berubah menjadi kota yang tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan sosial dan lingkungan. Inilah Batam Baru, yang terus bergerak maju, beriringan dengan kemajuan Indonesia.