Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara khusus meminta kepada Pemerintah Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat untuk memperbanyak satuan pendidikan aman bencana merespons kerawanan daerah itu terhadap bencana hidrometeorologi basah.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa keberadaan satuan pendidikan aman bencana (SPAB) merupakan salah satu unsur penting dalam upaya pengurangan risiko bencana di daerah.

Baca juga: Wilayah terdampak banjir di Jakarta masih 60 RT

Pihaknya menilai dengan konsistensi dan lebih banyaknya SPAB maka semakin banyak para pelajar dan tenaga pendidik mendapat edukasi kebencanaan. Pengetahuan itu kemudian akan mereka salurkan melalui interaksi sehari-hari kepada orang sekitarnya sehingga masyarakat menjadi lebih tangguh menghadapi potensi bencana di Kabupaten Bandung.

Prasinta juga berharap peran Keluarga Tangguh Bencana (Katana) dan Desa Tangguh Bencana (Destana) yang sebelumnya telah diinisiasi BNPB agar lebih ditingkatkan. Misalnya didorong supaya bisa kolaborasi bersama kelompok kerja Pemberdayaan kesejahteraan masyarakat (Pokja PKK) tingkat kecamatan-kelurahan.

Hal ini tidak lepas karena Kabupaten Bandung merupakan daerah yang rawan terdampak bencana hidrometeorologi basah di Jawa Barat. Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB melaporkan terakhir pada pertengahan November ini daerah itu dilanda angin kencang dan banjir dengan dampak cukup signifikan.

Baca juga: Jaktim siapkan bantuan logistik untuk pengungsi banjir

BNPB mencatat setidaknya ada sebanyak 1.169 rumah di 21 desa dalam 12 wilayah kecamatan dilanda banjir dengan tinggi muka mencapai hingga dua meter, dan tujuh rumah – satu gedung sekolah rusak diterpa angin kencang di Kabupaten Bandung pada awal bulan November ini. Bahkan saat ini tim petugas di lapangan melaporkan sejumlah warga terpaksa masih menempati pengungsian di Kecamatan Bojongsoang akibat banjir yang masih menggenangi tempat tinggal mereka.

Prasinta pun mengimbau kepada pemerintah kabupaten dapat secara berkala mengajak masyarakat untuk memastikan sistem drainase berjalan dengan baik tak mesti menunggu terjadi hujan dengan intensitas deras dan berdurasi panjang.

Banjir di Kabupaten Bandung ini terjadi salah satunya akibat tidak berfungsi nya sistem drainase karena tersumbat sampah sehingga tidak bisa mengalirkan atau menampung air yang bertambah karena hujan. Kondisi tersebut didapati Prasinta setelah melakukan kunjungan kerja bersama anggota Komisi VIII DPR RI ke daerah terdampak banjir di Bojongsoang, Selasa (26/11).

Baca juga: Polda Metro evakuasi warga yang terdampak banjir di Jakarta Timur