"Kita minta warga meningkatkan kewaspadaan penyebaran kasus DBD," kata Pelaksana Harian (Plh) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak dr Budi Mulyanto di Lebak, Kamis.
Pasien DBD di Kabupaten Lebak sepanjang Januari hingga awal November 2024 tercatat sebanyak 2.731 orang dan dilaporkan sembilan orang meninggal dunia.
Sebagian besar pasien DBD itu kebanyakan menyerang daerah padat penduduk, seperti Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, Malingping, Kalanganyar, Warunggunung, Maja, Cipanas, Bayah dan Sajira.
Baca juga: 20 orang meninggal akibat DBD di Bangka Belitung
Baca juga: Penyakit DBD di Lebak capai 2.589 kasus dan 8 meninggal
Baca juga: 20 orang meninggal akibat DBD di Bangka Belitung
Baca juga: Penyakit DBD di Lebak capai 2.589 kasus dan 8 meninggal
Karena itu, masyarakat Kabupaten Lebak diimbau untuk mewaspadai penyebaran penyakit DBD agar tidak menimbulkan kasus kejadian luar biasa (KLB), terlebih curah hujan tinggi pada akhir November dan awal Desember 2024.
Curah hujan tinggi dipastikan banyak genangan air bersih yang tak menyentuh tanah tempat berkembang biak populasi nyamuk Aedes aegypti sebagai nyamuk pembawa virus DBD.
Untuk memutus mata rantai penyebaran kasus DBD, kata dia, masyarakat diminta mengoptimalkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menutup, menimbun, dan menguras (3M) tempat -tempat yang dapat menampung air, terutama barang-barang bekas, seperti botol, ban bekas, ember, kaleng, dan cangkir-cangkir minuman kemasan yang tidak terpakai lagi.Curah hujan tinggi dipastikan banyak genangan air bersih yang tak menyentuh tanah tempat berkembang biak populasi nyamuk Aedes aegypti sebagai nyamuk pembawa virus DBD.
"Kami meyakini PSN dapat memutus mata rantai DBD, karena secara langsung jentik nyamuk mati," kata Dokter Budi.
Ia mengajak masyarakat menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yakni mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk menjaga daya tahan tubuh serta menggunakan kelambu dan lotion anti nyamuk saat tidur.
Selain itu juga jika masyarakat mengalami demam, menggigil, lesu, sakit kepala, nyeri otot, mimisan, dan timbul bintik-bintik merah pada kulit penderita maka segera berobat ke fasilitas kesehatan.
DBD umumnya lebih sering dialami anak-anak karena tingkat kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna.
Namun, penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa yang memiliki gaya hidup buruk, sehingga penting menerapkan PHBS," katanya.*
Baca juga: BNPB: Delapan orang meninggal karena malaria dan DBD di Nias Selatan
Baca juga: Kasus DBD di Mukomuko bertambah jadi 480 kasus