Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan infrastruktur air dan sanitasi yang layak dan merata berperan penting dalam penurunan stunting di Indonesia.

“Tersedianya infrastruktur air dan sanitasi yang layak dan merata sangat penting salah satunya untuk mendorong penurunan stunting. Karena penanganan stunting tidak hanya sebatas pemenuhan pangan saja, ketersediaan air dan infrastruktur juga sangat penting,” ujar Dody di Jakarta, Kamis.

Dirinya juga menyampaikan kesiapan Kementerian PU dalam mendukung penanganan isu-isu air melalui pembangunan infrastruktur air untuk meningkatkan ketahanan air dan pangan baik pada tingkat nasional maupun global.

“Kami juga tengah berupaya mencapai target akses 100 persen air minum layak dan akses 100 persen sanitasi layak di tahun 2030, salah satunya melalui implementasi Inpres Nomor 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik,” katanya.

Sebagai informasi, Peneliti sekaligus Ketua Komponen Fisik Studi Action Against Stunting Hub (AASH), Min Kyaw Htet menyampaikan bahwa meningkatkan akses air bersih dan sanitasi layak merupakan salah satu langkah mencegah stunting.

Adanya bakteri patogen pada air minum dan air yang dipakai sehari-hari dapat memicu terjadinya peradangan pada usus hingga menyebabkan pergeseran struktur dan fungsi usus.

Baca juga: Peneliti BRIN kembangkan produk pangan lokal atasi stunting



Baca juga: IBI: Bidan jadi garda terdepan dalam pencegahan ADB pada ibu dan anak

Kondisi itu dikenal sebagai Environmental Enteric Dysfunction (EED). EED menyebabkan penyerapan zat gizi menjadi tidak optimal yang apabila terjadi terus menerus, anak akan mengalami masalah pertumbuhan.

Dari hasil studi di Indonesia tahun 2016, lanjutnya, sanitasi yang tidak layak berpotensi dua kali lipat menyebabkan kejadian stunting.