Jakarta (ANTARA) - Pendiri Yayasan Dian Sastrowardoyo, Dian Sastrowardoyo menyloroti dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap dunia seni, khususnya dalam penulisan naskah film.

Ia mengungkapkan kekhawatirannya tentang generasi muda yang terlalu bergantung pada AI untuk proses kreatif.

"AI mempermudah banyak hal, termasuk dalam penulisan. Kita tinggal memberikan prompt, dan hasilnya langsung keluar. Tapi ini membuat proses kreatif alami yang berasal dari otak kita sendiri bisa berhenti," kata Dian Sastro saat acara Demo Day Perempuan Inovasi 2024 “Peran Perempuan di Era Digitalisasi dan AI” di Hotel Westin, Jakarta, Selasa.

Baca juga: Pandangan pekerja seni soal pengaruh hadirnya AI

Ia juga mengangkat isu tersebut dalam Festival Film Indonesia (FFI) saat pengumuman nominasi penulis cerita panjang terbaik, yang dipilih dan diapresiasi berdasarkan karya menyentuh hati penonton dan membawa perubahan paradigma, yang tidak dapat dihasilkan oleh AI.

Aktris tersebut tidak menolak keberadaan AI sepenuhnya, dan ia mengakui teknologi ini dapat membantu mempercepat berbagai pekerjaan. Namun, untuk mencapai keunggulan (excellence) dan menciptakan inovasi besar, peran manusia tetaplah krusial.

"AI bukan hal buruk, tetapi untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa, kita perlu menggali ide-ide kita sendiri. Ini kembali pada manusia, bagaimana kita bijak menyikapi AI sebagai alat, bukan pengganti," ujar Dian.

Dengan pandangan tersebut, Dian menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara teknologi dan kreativitas manusia, terutama dalam seni dan budaya.

Baca juga: Mengatasi ancaman AI dengan menonjolkan identitas pada karya

Baca juga: Putra BURGERKILL anggap AI bantu pekerja seni dan industri kreatif