Guru besar UI sebut pelajaran AI & coding perlu perhatikan minat siswa
26 November 2024 18:43 WIB
Guru Besar Teknik Komputer Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Riri Fitri Sari (kanan) saat memberikan pemaparan dalam diskusi Acer Edu Summit 2024 di Jakarta, Selasa (26/11/2024). ANTARA/Farhan Arda Nugraha.
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Teknik Komputer Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Riri Fitri Sari menekankan pentingnya perhatian terhadap minat siswa dalam menerapkan pelajaran kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan coding pada jenjang pendidikan dasar.
"Kita yang sudah memiliki fasilitas seperti ini, mampu untuk mengidentifikasi yang terbaik, tapi jangan sampai mereka sudah di push dari awal, sehingga nanti begitu sudah waktunya untuk cemerlang, mereka malah udah capek," kata Riri dalam diskusi Acer Edu Summit 2024 di Jakarta, Selasa.
Ia mengaku setuju pelajaran AI dan coding telah dikenalkan sejak pendidikan dasar guna mencetak sumber daya manusia masa depan yang ahli di bidang tersebut.
Riri juga mendorong pembelajaran AI dan coding kepada siswa pendidikan dasar dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan mulai dari mengemas dengan konsep permainan, proyek-proyek kecil, maupun metode lain yang disukai anak-anak.
Namun, ia menekankan bahwa pelajaran AI dan coding kepada siswa tidak perlu terlalu memaksa dan diberikan sesuai dengan kapasitas siswa.
"Menurut saya, kita lah yang menentukan yang terbaik, siapa yang mampu, jangan overdo -berlebihan-," tegasnya.
Ia menyoroti pentingnya peran guru dalam memahami bakat siswa dalam suatu mata pelajaran. Misalnya apabila seorang siswa gemar mempelajari coding dan AI, guru didorong untuk mendukung minatnya dengan memberikan akses lebih banyak terhadap bidang pelajaran tersebut.
"Di situlah kemudian orang-orang di antara mereka yang suka -AI dan coding- dikasih olimpiade sains, dikasih proyek-proyek," ujar Riri.
Diketahui, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebut mata pelajaran artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan "coding" bakal diajarkan mulai dari kelas 4 SD.
"Untuk SD itu tidak mulai kelas 1 ya, tapi nanti mulai kelas 4, kelas 5, atau kelas 6," kata Abdul Mu'ti.
Selain itu, lanjut Mu'ti, materi mengenai AI dan coding tersebut juga hanya menjadi mata pelajaran (mapel) pilihan.
"Bukan mata pelajaran wajib," ucap dia.
"Kita yang sudah memiliki fasilitas seperti ini, mampu untuk mengidentifikasi yang terbaik, tapi jangan sampai mereka sudah di push dari awal, sehingga nanti begitu sudah waktunya untuk cemerlang, mereka malah udah capek," kata Riri dalam diskusi Acer Edu Summit 2024 di Jakarta, Selasa.
Ia mengaku setuju pelajaran AI dan coding telah dikenalkan sejak pendidikan dasar guna mencetak sumber daya manusia masa depan yang ahli di bidang tersebut.
Riri juga mendorong pembelajaran AI dan coding kepada siswa pendidikan dasar dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan mulai dari mengemas dengan konsep permainan, proyek-proyek kecil, maupun metode lain yang disukai anak-anak.
Namun, ia menekankan bahwa pelajaran AI dan coding kepada siswa tidak perlu terlalu memaksa dan diberikan sesuai dengan kapasitas siswa.
"Menurut saya, kita lah yang menentukan yang terbaik, siapa yang mampu, jangan overdo -berlebihan-," tegasnya.
Ia menyoroti pentingnya peran guru dalam memahami bakat siswa dalam suatu mata pelajaran. Misalnya apabila seorang siswa gemar mempelajari coding dan AI, guru didorong untuk mendukung minatnya dengan memberikan akses lebih banyak terhadap bidang pelajaran tersebut.
"Di situlah kemudian orang-orang di antara mereka yang suka -AI dan coding- dikasih olimpiade sains, dikasih proyek-proyek," ujar Riri.
Diketahui, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebut mata pelajaran artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan "coding" bakal diajarkan mulai dari kelas 4 SD.
"Untuk SD itu tidak mulai kelas 1 ya, tapi nanti mulai kelas 4, kelas 5, atau kelas 6," kata Abdul Mu'ti.
Selain itu, lanjut Mu'ti, materi mengenai AI dan coding tersebut juga hanya menjadi mata pelajaran (mapel) pilihan.
"Bukan mata pelajaran wajib," ucap dia.
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024
Tags: