Wasior (ANTARA) - Sebanyak tujuh prajurit Kodim 1811/Teluk Wondama harus berjalan kaki selama tiga hari untuk mengawal logistik ke Kampung Oya, Distrik Naikere, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Dandim 1811/Teluk Wondama Letkol Inf Budi Setiadi di Wasior, Selasa, mengatakan logistik dipastikan telah tiba di Kampung Oya pada Minggu (24/11) sore setelah sebelumnya berangkat pada Kamis (21/11).

"Tim pembawa logistik ke Kampung Oya berjumlah 26 orang terdiri atas tujuh prajurit Kodim 1811/TW yang dipimpin Serda Fredy, dua personil Polres Teluk Wondama, tiga orang Panwas, satu petugas PPD, empat anggota PPS dan sembilan anggota KPPS," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk membawa logistik ke Kampung Oya, petugas hanya bisa membawa logistik hingga batas akhir jalan darat di dekat Kampung Undurara.

Setelah dari Kampung Undurara, petugas harus membawa logistik dengan berjalan kaki menuju Kampung Oya.

Meski dari kampung terdekat berjarak sekitar 12 kilometer namun medan di kawasan itu cukup berat karena berupa perbukitan dengan lembah yang curam juga dipenuhi rawa-rawa dan banyak sungai besar.

"Setelah tiba di Kampung Oya, seluruh logistik Pilkada langsung disimpan di Sekretariat PPS Kampung Oya," ujarnya.

Dia menjamin pengamanan terhadap logistik Pilkada 2024 di wilayah Teluk Wondama dilakukan dengan baik.

Selain keamanan logistik, Kodim 1811 juga siap membantu Polres Teluk Wondama dalam menjaga kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Teluk Wobdama selama tahapan Pilkada berlangsung.

"Sesuai dengan arahan dari komando atas, TNI bersama Polri juga menjamin keamanan selama Pilkada, baik melalui patroli, pengawalan logistik maupun keamanan setelah pemungutan dan penghitungan suara," ujarnya.

Ketua KPU Teluk Wondama Yustinus Rumabur di Wasior, Minggu mengatakan, sulitnya medan ke Kampung Oya membuat pihaknya harus melakukan distribusi logistik sejak Kamis (21/11) mendahului distribusi ke 74 kampung lainnya di Teluk Wondama.

Kampung Oya didahulukan karena merupakan wilayah terjauh dengan kesulitan geografis yang cukup tinggi.

Sampai saat ini kampung terisolir di perbatasan Teluk Wondama dan Kabupaten Kaimana itu belum bisa dijangkau dengan kendaraan darat. Akses menuju Kampung Oya hanya bisa dengan berjalan kaki atau menggunakan helikopter.