TNI tetap siapkan pasukan untuk lanjutkan misi perdamaian di Lebanon
26 November 2024 13:16 WIB
Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Taufik Budi Santoso saat jumpa pers di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (26/11/2024). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.
Jakarta (ANTARA) - Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Taufik Budi Santoso memastikan TNI tetap menyiapkan pasukan untuk melanjutkan misi perdamaian bersama PBB di Lebanon.
Dia menjelaskan penyiapan pasukan yang nantinya melanjutkan tugas Satgas TNI UNIFIL di Lebanon tetap berjalan sesuai rencana dan jadwal.
“Persiapan pergantian pasukan di Lebanon tetap jalan terus sesuai rencana kita, meskipun kita juga harus memonitor perkembangan situasi di Lebanon,” kata Komandan PMPP menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa.
Dia juga memastikan sejauh ini tidak ada rencana penarikan pasukan, dan prajurit TNI yang bertugas bersama UNIFIL di Lebanon tetap menjalankan mandat yang diberikan oleh PBB kepada mereka.
“Ditarik atau tidak, kami harus nurut mandat dari PBB,” kata Mayjen Taufik.
Sejak akhir September, militer Israel meningkatkan serangannya ke Lebanon, mulai dari wilayah Blue Line, beberapa daerah di Lebanon Selatan sampai dengan pusat kota di Beirut. Militer Israel berdalih serangannya itu menargetkan kelompok gerilyawan Hezbollah. Militer Israel dalam waktu beberapa pekan terakhir juga menyerang gedung-gedung apartemen, area-area dekat pemukiman, dan bangunan dekat bandara di pusat kota Beirut.
Di tengah meningkatnya serangan militer Israel, Argentina menjadi negara pertama yang menarik personelnya dari Lebanon. Dalam misi perdamaian bersama UNIFIL di Lebanon, ada 48 negara yang mengirim pasukannya termasuk Indonesia.
Kementerian Luar Negeri RI, saat diminta responsnya terkait keputusan Argentina itu, menegaskan Indonesia tetap mempertahankan pasukannya di Lebanon.
“Pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia tetap melaksanakan tugasnya sesuai arahan Force Commander UNIFIL dengan tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan diri,” kata Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat (22/11) minggu lalu.
Dia melanjutkan Indonesia masih menjadi negara yang paling banyak mengirimkan prajuritnya untuk melaksanakan misi perdamaian bersama UNIFIL di Lebanon, yaitu sebanyak 1.230 prajurit.
Komandan PMPP, saat ditanya mengenai kondisi terbaru pasukan TNI di Lebanon, memastikan mereka dalam keadaan aman.
“Sejauh ini, anak-anak kita di sana aman,” kata Mayjen Taufik.
Dalam waktu dekat, Indonesia bakal mengirimkan pasukannya ke Beirut, Lebanon, untuk melanjutkan tugas Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O/UNIFIL.
Satgas MTF TNI Konga XXVIII-P/UNIFIL, yang saat ini dipersiapkan oleh TNI di Surabaya, Jawa Timur, dijadwalkan berlayar ke Beirut pada akhir 2024 bersama KRI Sultan Iskandar Muda-367 dari Komando Armada II TNI AL. Dalam rombongan itu, TNI juga menyiapkan helikopter AS565 MBe Panther HS-1306 dari Skuadron Udara 100 Wing Udara 2 Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal).
Sebanyak 120 prajurit yang tergabung dalam satgas itu terdiri atas pengawak kapal perang, perwira penerbang, perwira penerangan, perwira psikologi, perwira bidang intelijen, perwira kesehatan, prajurit dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), penyelam, pilot heli, dan kru helikopter (aircrew).
Baca juga: Satgas MTF TNI cek kesehatan mental prajurit selama tugas di Lebanon
Baca juga: Prajurit TNI di Lebanon bersihkan puing-puing buka jalur logistik
Dia menjelaskan penyiapan pasukan yang nantinya melanjutkan tugas Satgas TNI UNIFIL di Lebanon tetap berjalan sesuai rencana dan jadwal.
“Persiapan pergantian pasukan di Lebanon tetap jalan terus sesuai rencana kita, meskipun kita juga harus memonitor perkembangan situasi di Lebanon,” kata Komandan PMPP menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa.
Dia juga memastikan sejauh ini tidak ada rencana penarikan pasukan, dan prajurit TNI yang bertugas bersama UNIFIL di Lebanon tetap menjalankan mandat yang diberikan oleh PBB kepada mereka.
“Ditarik atau tidak, kami harus nurut mandat dari PBB,” kata Mayjen Taufik.
Sejak akhir September, militer Israel meningkatkan serangannya ke Lebanon, mulai dari wilayah Blue Line, beberapa daerah di Lebanon Selatan sampai dengan pusat kota di Beirut. Militer Israel berdalih serangannya itu menargetkan kelompok gerilyawan Hezbollah. Militer Israel dalam waktu beberapa pekan terakhir juga menyerang gedung-gedung apartemen, area-area dekat pemukiman, dan bangunan dekat bandara di pusat kota Beirut.
Di tengah meningkatnya serangan militer Israel, Argentina menjadi negara pertama yang menarik personelnya dari Lebanon. Dalam misi perdamaian bersama UNIFIL di Lebanon, ada 48 negara yang mengirim pasukannya termasuk Indonesia.
Kementerian Luar Negeri RI, saat diminta responsnya terkait keputusan Argentina itu, menegaskan Indonesia tetap mempertahankan pasukannya di Lebanon.
“Pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia tetap melaksanakan tugasnya sesuai arahan Force Commander UNIFIL dengan tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan diri,” kata Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat (22/11) minggu lalu.
Dia melanjutkan Indonesia masih menjadi negara yang paling banyak mengirimkan prajuritnya untuk melaksanakan misi perdamaian bersama UNIFIL di Lebanon, yaitu sebanyak 1.230 prajurit.
Komandan PMPP, saat ditanya mengenai kondisi terbaru pasukan TNI di Lebanon, memastikan mereka dalam keadaan aman.
“Sejauh ini, anak-anak kita di sana aman,” kata Mayjen Taufik.
Dalam waktu dekat, Indonesia bakal mengirimkan pasukannya ke Beirut, Lebanon, untuk melanjutkan tugas Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O/UNIFIL.
Satgas MTF TNI Konga XXVIII-P/UNIFIL, yang saat ini dipersiapkan oleh TNI di Surabaya, Jawa Timur, dijadwalkan berlayar ke Beirut pada akhir 2024 bersama KRI Sultan Iskandar Muda-367 dari Komando Armada II TNI AL. Dalam rombongan itu, TNI juga menyiapkan helikopter AS565 MBe Panther HS-1306 dari Skuadron Udara 100 Wing Udara 2 Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal).
Sebanyak 120 prajurit yang tergabung dalam satgas itu terdiri atas pengawak kapal perang, perwira penerbang, perwira penerangan, perwira psikologi, perwira bidang intelijen, perwira kesehatan, prajurit dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), penyelam, pilot heli, dan kru helikopter (aircrew).
Baca juga: Satgas MTF TNI cek kesehatan mental prajurit selama tugas di Lebanon
Baca juga: Prajurit TNI di Lebanon bersihkan puing-puing buka jalur logistik
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: