Jakarta (ANTARA) - Penyelesaian konflik sosial antar-masyarakat di Adonara Barat, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menimbulkan korban jiwa dan dampak kerusakan signifikan diharapkan bisa secara jelas diatur ke dalam surat Keputusan Presiden (Kepres).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dalam keterangan di Jakarta, Selasa, mengatakan hal tersebut karena konflik ini telah ditetapkan sebagai Bencana Sosial Kondisi Keadaan Tertentu berdasarkan hasil temu wicara dengan tokoh masyarakat di Adonara Barat.

Temu wicara tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno didampingi Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya, Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto, Kepala BNPB Suharyanto, beserta jajaran kedeputian di Desa Bugalima Adonara Barat, Senin (25/11).

“Kami sudah melaporkan hasil pertemuan ini melalui surat resmi kepada Presiden untuk memperoleh persetujuan atau ditetapkan melalui Kepres,” kata Suharyanto.

Baca juga: BNPB usul bangun kembali rumah terbakar karena konflik di Adonara NTT

Dengan adanya Kepres tersebut, kata dia, pemerintah pusat, salah satunya termasuk BNPB sebagai pengampu bidang kebencanaan, bisa leluasa melakukan upaya penanggulangan hingga termasuk pemulihan kerusakan dampak dari konflik.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT melaporkan sebanyak 52 rumah rusak dibakar, dua orang meninggal dunia, dan empat orang luka-luka, akibat konflik yang melibatkan warga Desa Bugalima dan Desa Ile Pati pada 21 Oktober 2024 itu.

Konflik tersebut ditengarai dipicu oleh masalah saling klaim batas wilayah antara desa dan kepastian lahan antara warga Desa Bugalima dan Desa Ile Pati, hal ini diketahui sebagaimana hasil mediasi yang digelar oleh BNPB.

Baca juga: Flores Timur bentuk tim percepatan perdamaian konflik lahan di Adonara

Suharyanto menyebutkan puluhan rumah yang rusak terbakar diharapkan bisa segera dibangun kembali, sehingga bisa kembali ditempati oleh 52 keluarga pemiliknya yang sampai saat ini mengungsi ikut tetangga atau saudaranya dan memang memerlukan bantuan dari pemerintah.

“Perbaikan diharapkan dapat rampung secepat mungkin, terutama saat momentum perayaan Natal, mengingat mayoritas warga terdampak beragama Katolik,” ujarnya.

Ia menambahkan pemerintah menjamin kebutuhan pokok untuk warga korban konflik yang akan disalurkan bersamaan dengan bantuan logistik bagi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur.

Baca juga: Kemensos beri bantuan Rp446,6 juta bagi korban konflik Adonara Barat