ISIS rilis video eksekusi brutal jurnalis AS
Militan Negara Islam (NI) bertopeng membawa pisau berbicara di sebelah seorang pria mengaku sebagai jurnalis AS James Foley di sebuah lokasi tidak diketahui dalam gambar diam dari rekaman video yang diposting melalui media sosial. Pemberontak NI menyiarkan video tersebut pada Selasa (19/8) dengan tujuan menunjukkan pemenggalan kepala Foley, yang hilang di Suriah hampir dua tahun lalu, dan gambar jurnalis lain yang mereka sebut hidupnya bergantung pada aksi AS di Irak. Video berjudul "Pesan untuk Amerika" disiarkan sehasi setelah Negara Islam, bagian al Qaeda yang mengendalikan sebagian besar wilayah Irak, mengancam menyerang warga Amerika 'di seluruh dunia". Pemerintah AS menyatakan sedang melakukan penyelidikan mengenai keaslian video tersebut. (ANTARA FOTO/REUTERS/Social Media Website via REUTERS TV/djo/14)
Video berjudul "Sebuah pesan kepada Amerika" itu diposting ke laman media sosial, namun belum bisa diverifikasi keasliannya.
Foley, yang dilaporkan berada di Timur Tengah selama lima tahun, diculik pada 22 November 2012 oleh orang-orang bersenjata.
Steven Sotloff, yang tampil di akhir video itu, hilang di Suriah utara setelah meliput pada Juli 2013.
Satu akun Twitter yang dibuat keluarga Foley untuk mencari dia, menulis berikut ini hari ini: "Kami tahu bahwa banyak dari Anda semua mencari konfirmasi atau jawaban. Mohon bersabar sampai kami semua punya informasi lebih, dan selalulah menjadikan Foleys dalam pikiran dan doa Anda semua."
Gedung Putih mengatakan bahwa agen-agen intelijen AS tengah bekerja memerivikasi keaslian video itu.
Video yang diposting setelah AS melancarkan serangan udara ke Irak untuk pertama kali sejak akhir pendudukan Irak pada 2011 itu dibuka dengan cuplikan kalimat Presiden AS Barack Obama yang menyatakan megotorisasi serangan ke Irak.
"Obama mengotorisasi operasi militer melawan Negara Islam yang secara efektif menempatkan Amerika pada front perang baru melawan muslim," bunyi kalimat dalam layar video dengan berbahasa Inggris dan Arab.
Seorang pria yang diidentifikasi sebagai James Foley dan mengenakan pakaian oranye berlutut di gurun pasir ketika seorang pria berpakaian hitam dengan berpenutup kepala berdiri di sampingnya sambil memegang pisau.
"Saya menyeru keluarga para sahabatku dan orang-orang yang menyayangiku untuk bangkit melawan pembunuhku yang sebenarnya, pemerintah AS, atas apa yang akan terjadi pada saya adalah semata hasil dari kepuasan dan kriminalitas mereka," kata orang yang berlutut itu.
Pria yang mengenakan penutup kepala itu lalu berbicara dalam Bahasa Inggris beraksen orang Inggris, "Ini James Wright Foley, seorang warga Amerika, negara kalian. Sebagai pemerintah, kalian telah berada di garis depan pada agresi terhadap Negara Islam."
"Hari ini angkatan udara militer kalian menyerang kami setiap hari di Irak. Serangan kalian menimbulkan korban di pihak muslim. Kalian tidak lagi memerangi pemberontak. Kami tentara Islam, dan negara yang telah diterima oleh sebagian besar musim di seluruh dunia."
Setelah itu pria beraksen Inggris itu memenggal orang yang berlutut itu.
Di akhir video, terlihat kalimat di layar bertuliskan "Steven Joel Sotloff" sebagai tahanan lainnya yang berpakaian oranye.
"Nasib warga negara Amerika ini, wahai Obama, tergantung pada keputusan Anda berikutnya," kata pria bermuka ditutup itu.
Foley, adalah reporter paruh waktu, yang meliput perang saudara Suriah untuk GlobalPost. Pada 2011, dia ditahan selama 45 hari oleh pasukan yang loyal kepada mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi.
Sotloff juga seorang jurnalis paruh waktu yang menerbitkan beritanya di Time Magazine dan Foreign Policy. Dia pernah meliputi di Suriah, Libya dan Yaman.
Juru bicara Gedung Putih Caitlin Hayden berkata, "Kami telah menyaksikan video yang mungkin merupakan pembunuhan warga negara AS James Foley oleh ISIS. Komunitas intelijen tengah bekerja secepat mungkin untuk memastikan keaslian video itu.
"Jika asli, kami terguncang oleh pembunuhan brutal seorang jurnalis Amerika yang tak bersalah, dan kami menyampaikan duka mendalam untuk keluarga dan kerabatnya."
Selasa kemarin ISIS juga merilis video lain yang memberi petunjuk kuat bahwa mereka mungkin akan menyerang target-target Amerika, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014