Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Papua Barat Abdullah Manaray mengharapkan ada penambahan angkutan udara perintis ke seluruh pelosok Papua.

Menurut dia, hal itu perlu dilakukan karena masih sangat banyak lokasi yang sulit dijangkau melalui jalan darat, sehingga transportasi udara masih menjadi kebutuhan penting di sejumlah wilayah terpencil di enam provinsi di Tanah Papua.

"Mengingat kondisi geografis di sana maka untuk sarana perhubungan antardaerah lebih baik dilakukan melalui udara pesawat perintis dengan berbagai keperluan," kata dia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Baca juga: Gubernur dorong hadirnya penerbangan perintis di wilayah 3T Papua

Untuk membahas hal tersebut, Abdullah Manaray juga telah menemui Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Lukman F. Laisa, Direktur Angkutan Udara Agustinus Budi Hartono dan Direktur Bandara Udara Budhi Kurniawan Kresna bertempat di Gedung Kemenhub, Jakarta, Kamis (21/11).

"Termasuk mengatur jadwal keberangkatan antara penerbangan masuk keluar Papua, sehingga penumpang tidak harus mengeluarkan biaya tambahan, misalnya tambahan biaya penginapan," ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, untuk kelancaran menjangkau ke sejumlah wilayah tersebut sebaiknya perusahaan maskapai penerbangan bisa menambah armada.

"Termasuk merapikan jadwal penerbangan karena akibat dari tidak connecting flight penerbangan pesawat perintis dengan pesawat besar seperti Boeing atau Airbus, penumpang jadi korban," ungkapnya.

Ia pun mencontohkan Provinsi Papua Barat yang memiliki tujuh kabupaten, di mana kebutuhan untuk pesawat perintis dinilai sangat penting.

"Untuk menjangkau lewat jalur darat masih sulit, apalagi sampai ke pelosok," sebutnya.

Ia pun mengharapkan Kemenhub dapat menjembatani komunikasi dengan para pihak perusahaan maskapai agar menambah armada dan jam terbang ke setiap daerah terpencil di seluruh Papua.

"Semoga apa yang saya sampaikan ke pihak kementerian dapat dipertimbangkan dan bisa disampaikan ke pihak-pihak terkait, terutama para pengusaha maskapai," ujarnya.

Baca juga: Manajemen Trigana tingkatkan pengawasan penerbangan daerah rawan Papua
Baca juga: Asita harap adanya penambahan frekuensi penerbangan intra Papua