Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Alumni Lemhannas XLIX (IKAL 49) menyambut baik ide tol laut yang gaungkan oleh presiden terpilih, Joko Widodo, karena Indonesia sebagai negara kepulauan tentu sarana transportasi laut harus solid dan masif, beserta infrastruktur pelabuhan sangat dibutuhkan.

Dukungan Lemhanas terhadap gagasan tol laut ini disampaikan dalam Forum Discussion Group dengan tema "Akselerasi Pembangunan dan Perwujudan Tol Laut Dalam Rangka Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional Indonesia" di Jakarta, Selasa.

Hadir dalam FGD tersebut , Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Tenaga Profesional Bidang HI dan Diplomasi Negara Lemhannas RI, Laksda TNI (Purn) Robert Mangindaan, Deputi Kepala BPPT Ridwan Djamaluddin, Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK, Akbar Faisal dan Pakar Maritim Indonesia, Prof. Dr. Hasyim Djalal.

Dalam pemaparannya, Wamenhub Bambang Susantono mengatakan ide Jokowi sejalan dengan roadmap yang telah dirancang oleh Kementerian Perhubungan yang dinamakan Pendulum Nusantara. Menurutnya, ini akan terus dikembangkan pemerataan potensi antara barat dan timur.

Bambang menegaskan, untuk membangun semua potensi tentu harus mengembangkan prinsip antar moda dan Ini butuh koordinasi antar moda. Saat ini yang dikembangkan adalah laut plus-plus.

"Semua kita perkuat, kereta, darat dan semuanya. Jadi kita membangunnya harus secara totalitas dan komperhensif yang terintegrasi antar moda," ujarnya.

Saat ini yang ditekankan lanjutnya, adalah satu konketivitas yang lebih kuat lagi untuk pengembangan semua sektor dari sisi ekonomi, sosial, budaya. "Dilihat dari kebutuhan semuanya, kita membutuhkan kapastitas yang lebih besar di laut," katanya.

Untuk mengembangkan itu, Bambang mengatakan setidaknya ada 5 faktor. Pertama, tentu harus membangun pelabuhan-pelabuhan modern yang bisa melayani kapal-kapal sesuai dengan kebutuhan ekonomi-ekonomi lokal nasional. Kedua membangun sistem, sehingga semua proses bisa transfaran, akauntabel dan efesien. "Ini untuk mengurangi sentuhan orang per orang. Semua dilakukan secara elektronik," ujarnya.

Ketiga adalah kapalnya akan disesuaikan, keempat mengembangkan multi modanya seperti akses ke pelabuhan, kelima adalah institusi dan sumber daya harus juga mengikuti. "Konektivitas ini juga penting untuk menghubungkan antara pusat dan daerah," kata Bambang.

Sementara, Ketua IKAL 49, Boedhi Setiadjid, mengatakan tol laut bertujuan untuk mengembangkan. ekonomi maritim, yaitu menjadikan laut sebagai basis konektivitas produksi dan pemasaran antar daerah/pulau di Indonesia dan regional, sehingga dapat menekan disparitas harga yang terjadi dengan menekan biaya transportasi dan logistik yang saat ini tinggi.

Secara umum lanjutnya, dalam konstelasi biaya transportasi dan logistik yang terjadi, biaya transportasi laut hanya 30 persen, sementara sisanya 70 persen terjadi di darat, termasuk, pergudangan dan perijinan.

"Untuk membangun moda transportasi dengan konsep tol laut, pemerintah harus melibatkan pendanaan swasta dengan skema kemudahan perijinan dan insentif, dalam menyediakan armada kapal, pelabuhan," katanya.(*)