Jakarta (ANTARA News) - Makna uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar lebih mencintai rupiah pada setiap transaksi belum berpengaruh pada bisnis hotel.

"Transaksi di hotel kami 80 persen menggunakan uang elektronik seperti transfer dan kartu kredit. Jadi belum berpengaruh pada penggunaan uang rupiah tunai," kata Humas Hotel Shangrila, Zanety di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, penggunaan sistem transfer lebih memudahkan pelanggan untuk memesan pelayanan kamar daripada harus menggunakan uang fisik. Transaksi materi kebanyakan masih menggunakan mata uang asing bagi tamu dari luar negeri.

Humas Hotel Mulia, Romy mengatakan, efek dari uang NKRI memang belum bisa diperhitungkan bagi tamu-tamu asing karena baru berjalan dua hari dari peluncuran uangnya yaitu pada 17 Agustus lalu.

"Bukan berarti tidak cinta rupiah, tapi kami memandang bisnis hotel memang lebih efisien dengan uang elektronik karena memudahkan pelanggan dan prosedur," kata Romy.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Centre of Reform on Economic (Core), Hendri Saparini berpendapat bahwa metode pembaruan uang NKRI belum tepat guna.

"Uang NKRI secara fungsi tidak akan mempengaruhi nilai apapun. Jadi Kemungkinan, tidak ada dampak ekonomis yang berarti bagi sektor bisnis," kata Hendri.

(F004/S023)