UI ungkap potensi pemanfaatan melimpahnya EBT lewat konversi energi
25 November 2024 20:06 WIB
Ilustrasi operator dan pengelola PLTS di Pulau Saugi, Desa Mattiro Baji, Kecamatan Liukang Tupa'biring, Kabupaten Pangkep, Sulsel tengah membersihkan panel surya. Antara (Suriani Mappong)
Jakarta (ANTARA) - Dosen Teknik Sistem Energi Universitas Indonesia (UI) Mohammad Akita Indianto mengungkapkan potensi pemanfaatan limpahan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang umum ditemukan di kehidupan sehari-hari melalui pengembangan teknologi konversi energi.
"Jika kita berbicara tentang energi, menurut saya energi melimpah di sekitar kita. Contohnya kita punya matahari, matahari memberikan kita energi panas, cahaya, dan lainnya. Lalu pergerakan kita memberikan energi, misalnya getaran, tekanan, dan sebagainya," kata Akita dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta pada Senin.
Ia menyebutkan sumber EBT yang apabila dimanfaatkan oleh konversi energi, berpotensi diubah menjadi bentuk daya lainnya antara lain panas, magnet, cahaya, frekuensi radio, hingga getaran.
Menurutnya, potensi berbagai jenis EBT tersebut menjadi landasan ide teknologi konversi energi yang saat ini mulai dikembangkan.
Baca juga: Wamen ESDM ingatkan masih banyak ruang pemanfaatan elektrifikasi EBT
Ia meyakini apabila teknologi konversi energi ini berkembang pesat, pada masa depan distribusi EBT tidak hanya dilakukan dalam skala besar, misalnya melalui pembangkit energi, tapi juga bisa diterapkan dalam skala kecil, contohnya penggunaan pribadi untuk mengisi daya peralatan sehari-hari.
"Misalnya kita punya jam. Jika kita menggunakan energi dari tubuh kita misalnya dari panas tubuh, getaran, dan lainnya. Energi tersebut bisa kita ubah menjadi listrik untuk mengisi daya jam itu," ujar dia.
Ia juga menyoroti pentingnya inovasi terkait konversi energi untuk menyerap lebih banyak energi panas yang terbuang dari hasil pembakaran mesin.
"Mesin kita mungkin hanya menggunakan 33 persen panas yang dihasilkan dari sumber energi, tapi dari 60-70 persen terbuang," paparnya.
Baca juga: PR besar Kaltim soal EBT dan penyangga IKN
Presiden Prabowo Subianto memiliki keyakinan penuh bahwa Indonesia mampu mencapai target net zero pada 2050 berkat kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa diolah menjadi EBT yang ramah lingkungan.
"Kami berkomitmen pada energi terbarukan dan hijau. Kami diberkahi dengan banyak sumber daya alam," kata Presiden Prabowo.
Salah satu keberhasilan SDA yang telah diolah Indonesia menjadi energi terbarukan ialah pengelolaan minyak kelapa sawit menjadi biodiesel, produk yang dapat menjadi alternatif untuk menggantikan bahan bakar minyak dari fosil.
Baca juga: Pemerintah bakal uji coba biodiesel B50 tahun depan
Baca juga: Mengokohkan industri kelapa sawit, mengakselerasi transisi energi
"Jika kita berbicara tentang energi, menurut saya energi melimpah di sekitar kita. Contohnya kita punya matahari, matahari memberikan kita energi panas, cahaya, dan lainnya. Lalu pergerakan kita memberikan energi, misalnya getaran, tekanan, dan sebagainya," kata Akita dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta pada Senin.
Ia menyebutkan sumber EBT yang apabila dimanfaatkan oleh konversi energi, berpotensi diubah menjadi bentuk daya lainnya antara lain panas, magnet, cahaya, frekuensi radio, hingga getaran.
Menurutnya, potensi berbagai jenis EBT tersebut menjadi landasan ide teknologi konversi energi yang saat ini mulai dikembangkan.
Baca juga: Wamen ESDM ingatkan masih banyak ruang pemanfaatan elektrifikasi EBT
Ia meyakini apabila teknologi konversi energi ini berkembang pesat, pada masa depan distribusi EBT tidak hanya dilakukan dalam skala besar, misalnya melalui pembangkit energi, tapi juga bisa diterapkan dalam skala kecil, contohnya penggunaan pribadi untuk mengisi daya peralatan sehari-hari.
"Misalnya kita punya jam. Jika kita menggunakan energi dari tubuh kita misalnya dari panas tubuh, getaran, dan lainnya. Energi tersebut bisa kita ubah menjadi listrik untuk mengisi daya jam itu," ujar dia.
Ia juga menyoroti pentingnya inovasi terkait konversi energi untuk menyerap lebih banyak energi panas yang terbuang dari hasil pembakaran mesin.
"Mesin kita mungkin hanya menggunakan 33 persen panas yang dihasilkan dari sumber energi, tapi dari 60-70 persen terbuang," paparnya.
Baca juga: PR besar Kaltim soal EBT dan penyangga IKN
Presiden Prabowo Subianto memiliki keyakinan penuh bahwa Indonesia mampu mencapai target net zero pada 2050 berkat kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa diolah menjadi EBT yang ramah lingkungan.
"Kami berkomitmen pada energi terbarukan dan hijau. Kami diberkahi dengan banyak sumber daya alam," kata Presiden Prabowo.
Salah satu keberhasilan SDA yang telah diolah Indonesia menjadi energi terbarukan ialah pengelolaan minyak kelapa sawit menjadi biodiesel, produk yang dapat menjadi alternatif untuk menggantikan bahan bakar minyak dari fosil.
Baca juga: Pemerintah bakal uji coba biodiesel B50 tahun depan
Baca juga: Mengokohkan industri kelapa sawit, mengakselerasi transisi energi
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: