KOI ciptakan wadah bagi atlet tangani pelecehan dalam dunia olahraga
25 November 2024 20:02 WIB
Jajaran Komisi Atlet Komite Olimpiade Indonesia (KOI) berfoto bersama dalam rapat perdana bersama atlet dan federasi cabang olahraga dengan tema "Athletes Voice Reaching The World Podium" di kantor KOI, Jakarta, Senin (25/11/2024). (ANTARA/HO-NOC Indonesia)
Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menciptakan wadah bagi para atlet untuk menangani isu pelecehan dan kekerasan dalam dunia olahraga melalui Komisi Atlet.
Sebagai langkah pertama, Komisi Atlet menggelar rapat perdana bersama atlet dan federasi cabang olahraga untuk mengkampanyekan lingkungan aman bagi atlet untuk berprestasi.
Kegiatan tersebut bertujuan memperkenalkan anggota Komisi Atlet KOI beserta tugas dan fungsinya, sekaligus menjadi bagian dari upaya mendukung program Komite Olimpiade Internasional (IOC) tentang safe sport for athletes.
"Kami Komisi Atlet yang berkolaborasi dengan komisi lain di KOI mensosialisasikan pedoman safeguarding sebagai pilar utama keselamatan, kesejahteraan, dan kenyamanan kita sebagai atlet dalam mengejar prestasi," kata Ketua Komisi Atlet KOI Anton Suseno membuka rapat perdana dengan tema "Athletes Voice Reaching The World Podium" di kantor KOI, Jakarta, Senin.
Baca juga: KOI kecam aksi rasisme yang membuat olahraga tak bisa naik level
Komisi Atlet berkolaborasi dengan komisi-komisi lain di Komite Olimpiade Indonesia seperti Komisi Sport and Rules, Sports for All, Komisi Medical & Scientific, Komisi Gender Equity Diversity Inclusion, Komisi Legal Affairs juga mensosialisasikan pedoman safeguarding.
Pedoman ini menjadi salah satu pilar utama dalam memastikan keselamatan, kesejahteraan, dan kenyamanan atlet dalam mengejar prestasi.
"Kami memperhatikan suara para atlet dan memperkuat solidaritas antar--atlet. Kita bersama-sama mendorong olahraga sebagai tempat bagi para atlet untuk tampil maksimal tanpa rasa khawatir," ujar Anton.
Menurut Anton, safeguarding tidak hanya tentang melindungi fisik, tetapi juga kesehatan mental dan emosi para atlet. Ini adalah langkah konkret yang akan memberikan fondasi kuat bagi para atlet untuk berkembang dan tampil maksimal tanpa rasa khawatir di setiap event internasional yang diikuti.
Baca juga: KOI ungkap tantangan untuk tingkatkan prestasi olahraga Indonesia
Anton mengatakan sosok atlet tidak hanya menjadi simbol perjuangan dan kebanggaan bangsa, tetapi juga suara penting dalam perkembangan olahraga Indonesia, di mana setiap prestasi yang diraih menjadi etalase Indonesia di mata dunia.
"Melalui pertemuan ini, kita memiliki kesempatan untuk memperkuat peran kita dalam menyuarakan kebutuhan, harapan, dan aspirasi sebagai seorang atlet demi mencapai podium tertinggi di dunia. Komisi Atlet hadir menjadi wadah para atlet untuk bersuara dan menciptakan lingkungan beserta support system terbaik," kata Anton.
Safeguarding officer Tabitha Sumendap menjelaskan bahwa fokus safeguarding di KOI untuk memastikan setiap atlet dapat berlatih di lingkungan yang mendukung.
Saat ini pedoman mengenai safeguarding sedang digodok. Ke depan, Tabitha mengungkapkan akan ada pelatihan dari safeguarding officer untuk sosialisasi dan edukasi, dukungan psikologis, dan penciptaan budaya aman di dunia olahraga.
Baca juga: Kementerian PPPA kecam KDRT yang menimpa eks atlet anggar
Sebagai langkah pertama, Komisi Atlet menggelar rapat perdana bersama atlet dan federasi cabang olahraga untuk mengkampanyekan lingkungan aman bagi atlet untuk berprestasi.
Kegiatan tersebut bertujuan memperkenalkan anggota Komisi Atlet KOI beserta tugas dan fungsinya, sekaligus menjadi bagian dari upaya mendukung program Komite Olimpiade Internasional (IOC) tentang safe sport for athletes.
"Kami Komisi Atlet yang berkolaborasi dengan komisi lain di KOI mensosialisasikan pedoman safeguarding sebagai pilar utama keselamatan, kesejahteraan, dan kenyamanan kita sebagai atlet dalam mengejar prestasi," kata Ketua Komisi Atlet KOI Anton Suseno membuka rapat perdana dengan tema "Athletes Voice Reaching The World Podium" di kantor KOI, Jakarta, Senin.
Baca juga: KOI kecam aksi rasisme yang membuat olahraga tak bisa naik level
Komisi Atlet berkolaborasi dengan komisi-komisi lain di Komite Olimpiade Indonesia seperti Komisi Sport and Rules, Sports for All, Komisi Medical & Scientific, Komisi Gender Equity Diversity Inclusion, Komisi Legal Affairs juga mensosialisasikan pedoman safeguarding.
Pedoman ini menjadi salah satu pilar utama dalam memastikan keselamatan, kesejahteraan, dan kenyamanan atlet dalam mengejar prestasi.
"Kami memperhatikan suara para atlet dan memperkuat solidaritas antar--atlet. Kita bersama-sama mendorong olahraga sebagai tempat bagi para atlet untuk tampil maksimal tanpa rasa khawatir," ujar Anton.
Menurut Anton, safeguarding tidak hanya tentang melindungi fisik, tetapi juga kesehatan mental dan emosi para atlet. Ini adalah langkah konkret yang akan memberikan fondasi kuat bagi para atlet untuk berkembang dan tampil maksimal tanpa rasa khawatir di setiap event internasional yang diikuti.
Baca juga: KOI ungkap tantangan untuk tingkatkan prestasi olahraga Indonesia
Anton mengatakan sosok atlet tidak hanya menjadi simbol perjuangan dan kebanggaan bangsa, tetapi juga suara penting dalam perkembangan olahraga Indonesia, di mana setiap prestasi yang diraih menjadi etalase Indonesia di mata dunia.
"Melalui pertemuan ini, kita memiliki kesempatan untuk memperkuat peran kita dalam menyuarakan kebutuhan, harapan, dan aspirasi sebagai seorang atlet demi mencapai podium tertinggi di dunia. Komisi Atlet hadir menjadi wadah para atlet untuk bersuara dan menciptakan lingkungan beserta support system terbaik," kata Anton.
Safeguarding officer Tabitha Sumendap menjelaskan bahwa fokus safeguarding di KOI untuk memastikan setiap atlet dapat berlatih di lingkungan yang mendukung.
Saat ini pedoman mengenai safeguarding sedang digodok. Ke depan, Tabitha mengungkapkan akan ada pelatihan dari safeguarding officer untuk sosialisasi dan edukasi, dukungan psikologis, dan penciptaan budaya aman di dunia olahraga.
Baca juga: Kementerian PPPA kecam KDRT yang menimpa eks atlet anggar
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: