Jakarta (ANTARA) - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad berpendapat pengembangan sumber daya manusia (SDM) harus bergerak selaras dengan arah ekonomi suatu negara.

“Harus ada relevansi antara pengembangan SDM dengan arah peningkatan kesejahteraan, dalam arti perkembangan ekonomi. SDM bukan tunggal bahwa dia mau dikembangkan jadi apa, tapi sudah ke arah mana ekonomi yang akan dibangun,” kata Tauhid dalam acara Diskusi Publik Indef yang bertajuk "Kupas Tuntas Kebijakan Pendidikan dan SDM" di Jakarta, Senin.

Misalnya, jika sebuah negara memilih menjadi negara agraris, maka SDM di bidang pangan harus diperkuat, didukung oleh infrastruktur yang memadai.

Namun, jika transisi menuju negara industri atau jasa dilakukan, maka SDM juga harus diarahkan sesuai kebutuhan tersebut.

Menurut dia, hal itu penting untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya luar negeri dan meningkatkan kontribusi ekonomi domestik. Terutama dalam konteks visi Indonesia Emas 2045, transisi ekonomi harus diiringi dengan pengembangan SDM yang cepat dan tepat.

“Ini yang cepat sekali dan harus ada perubahan kurikulum yang mengikuti. Tidak bisa kurikulum 10 tahun sekali, harus ada yang sifatnya variabel mengikuti perkembangan dinamika dunia. Misalnya tertarik dengan coding, kecerdasan artifisial (AI), dan sebagainya, itu yang menjadi poin penting untuk kita ikuti,” jelas Tauhid.

Aspek berikutnya yang perlu menjadi perhatian adalah kompetensi guru. Guru di semua jenjang pendidikan, dari PAUD hingga SMA, harus terus ditingkatkan agar tidak tertinggal.

Tantangannya adalah generasi guru yang lebih senior, misalnya berusia di atas 50 tahun, mungkin mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan teknologi informasi yang berkembang pesat. Oleh karena itu, bahan ajar dan pelatihan guru harus terus disesuaikan dengan kebutuhan zaman.

Lalu, juga dibutuhkan prioritisasi dan spesialisasi berdasarkan kebutuhan ekonomi di masing-masing daerah. Sebagai contoh, Sumatera yang berbasis perkebunan dan industri terkait, harus memiliki SDM yang kuat di sektor tersebut.

“Dengan begitu, mereka bisa mengisi kekosongan untuk perkembangan ekonomi di masing-masing daerah. Jadi ada efek berganda dari SDM yang akan mempercepat prosesi di sana,” tutur dia.

Baca juga: MenEkraf sebut tantangan ekonomi kreatif pada kualitas SDM dan HKI
Baca juga: Telkomsel dukung Indonesia Emas 2024 dengan SDM unggul dan teknologi
Baca juga: Airlangga: Perlu peningkatan kompetensi SDM guna pacu ekonomi digital