Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah akan fokus meningkatkan produksi migas seiring dengan telah diperolehnya keputusan investasi akhir proyek Tangguh Ubadari, Carbon Capture Utilization & Storage/CCUS, dan Compression (UCC) senilai 7 miliar dolar AS.

"Kami mengapresiasi keputusan investasi BP dan mitra, pada proyek Tangguh UCC. Keputusan investasi akhir atas proyek UCC ini merupakan bukti bahwa industri migas di Indonesia masih menjanjikan dan dapat menarik investasi dari luar negeri," kata Bahlil di Jakarta, Senin.

Keputusan investasi akhir proyek Tangguh disampaikan Chief Executive Office (CEO) BP Murray Auchincloss yang mewakili para mitra kerja sama Tangguh di hadapan Presiden RI Prabowo Subianto pada CEO Roundtable Forum di London, Inggris, Kamis (21/11).

"Investasi sekitar 7 miliar dolar AS ini sangat besar, dan turut mendukung produksi migas nasional, juga yang terpenting meningkatkan nilai tambah bagi daerah. Peningkatan pendapatan daerah, multiplier effect yang positif bagi daerah," ujar Bahlil.

Bahlil mengatakan Presiden Prabowo telah menginstruksikan jajaran menteri untuk meningkatkan produksi dan lifting migas.

"Dengan adanya proyek BP Tangguh, Pemerintah akan lebih fokus mengupayakan peningkatan produksi migas," kata Bahlil.

Cadangan gas dari Proyek UCC ini sekitar 3 triliun kaki kubik (TCF) dan direncanakan onstream tahun 2028. Proyek UCC ini mencakup pengembangan lapangan gas Ubadari, peningkatan perolehan gas (EGR) melalui penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan Karbon (CCUS) di lapangan Vorwata, serta pemasangan kompresor di darat, memperluas dan memanfaatkan infrastruktur yang telah ada di fasilitas Tangguh LNG di Papua Barat, Indonesia.

Proyek CCUS ini merupakan proyek CCUS skala besar yang paling terdepan dan berpotensi menjadi CCS Hub pertama di Indonesia, dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 sekitar 1,8 Gigaton dan pada fasa awal akan menginjeksikan sekitar 15 juta ton CO2 dari emisi fasilitas operasi Tangguh LNG.

Proyek Tangguh LNG turut mendukung kapabilitas tenaga kerja operasional nasional. Bahkan 70 persen diantaranya merupakan tenaga kerja asal Papua, dan ditargetkan meningkat menjadi 85 persen pada tahun 2029.

Baca juga: PGN peroleh pasokan dari LNG Tangguh
Baca juga: Airlangga tingkatkan kerjasama dengan Jepang terkait transisi energi
Baca juga: Transisi energi, Erick Thohir apresiasi kerjasama Pertamina-ExxonMobil