Jakarta (ANTARA) - PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), bagian dari Holding BUMN Danareksa, berkomitmen mendukung upaya pengelolaan limbah tekstil berkelanjutan guna menekan tingginya limbah tekstil di tanah air

Direktur Utama Jalin Ario Tejo Bayu Aji mengatakan melalui kampanye "Threads with Purpose" pihaknya mengadopsi prinsip ekonomi sirkular dengan dukungan EcoTouch, lembaga nirlaba yang memiliki fokus untuk pengelolaan limbah tekstil menjadi bahan ramah lingkungan.

"Pendekatan ini mencakup berbagai langkah konkret, seperti mendonasikan pakaian layak pakai untuk penggunaan kembali serta mendaur ulang pakaian tidak layak pakai dan sisa kain menjadi bahan baru yang bernilai ekonomi," ujarnya di Jakarta, Senin.

Menurut data Kementerian Perencanaan Pembangunan nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), lanjutnya, Indonesia menghasilkan sekitar 2,3 juta ton limbah tekstil setiap tahun, dengan hanya 300.000 ton yang dapat didaur ulang, sisanya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau dibakar, yang berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca.

Dikatakannya, jika tidak ada intervensi signifikan, angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 70 persen dalam beberapa tahun ke depan serta memperburuk krisis lingkungan yang sedang dihadapi.

Oleh karena itu, tambahnya, tidak hanya berfokus pada pengolahan limbah tekstil, inisiatif yang dilakukan perusahaan juga bertujuan meningkatkan kesadaran karyawan terhadap pentingnya keberlanjutan, terutama dalam menanggapi dampak negatif budaya fast fashion yang menjadi salah satu penyumbang limbah tekstil di Indonesia.

"Selain meminimalisasi emisi serta energi yang dikeluarkan, inisiatif ini membuka peluang untuk menciptakan produk inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan," ujar Ario dalam keterangannya.

Lewat kampanye ini, tambahnya, diharapkan karyawan dapat berkontribusi aktif sekaligus mengadopsi cara pandang baru yang mendukung sustainability fashion.

Selain meningkatkan kesadaran akan pentingnya memilih bahan pakaian ramah lingkungan, kampanye ini juga mendorong karyawan untuk mengelola pakaian lama mereka dengan mendonasikannya ke badan atau instansi yang dapat mengolahnya menjadi barang layak pakai atau produk bermanfaat lainnya.

Melalui kegiatan tersebut Jalin berhasil mengumpulkan 250,1 kilogram pakaian bekas dari karyawan, yang bisa diolah kembali menjadi 531,46 meter kain ramah lingkungan.

Proses daur ulang ini juga memberikan dampak besar bagi lingkungan, termasuk pengurangan 10 kilogram emisi Metana (CH₄), penekanan 6.252,5 kilogram emisi Karbon Dioksida (CO₂), serta mencegah pelepasan 7.294.416 partikel mikroplastik/mikrofiber ke lingkungan. Langkah ini membuktikan bahwa inovasi dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan untuk memberikan dampak positif.

"Dengan kampanye ini, Jalin tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan tetapi juga membangun ekosistem keberlanjutan untuk masa depan yang lebih baik," katanya.

Baca juga: Bank Mandiri komitmen pimpin inovasi pembiayaan berkelanjutan
Baca juga: CIMB Niaga beri Rp54,4 triliun pembiayaan berkelanjutan per September
Baca juga: Ketahanan pangan dan alternatif pembiayaan berkelanjutan