Cegah DBD, Pemkot Jakpus rutin periksa kondisi rumah penduduk
25 November 2024 08:50 WIB
Arsip foto - Juru Pemantau Jentik (Jumantik) memasukkan obat pembasmi jentik nyamuk ke dalam bak air di rumah warga di Kelurahan Harapan Mulya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022). ANTARA FOTO/Andi Bagasela/wsj/nym/am.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat rutin melakukan pemeriksaan secara acak terhadap kondisi rumah penduduk untuk mencegah jentik nyamuk yang menyebabkan demam berdarah dengue (DBD) di musim hujan.
"Apalagi di musim hujan, dalam satu minggu itu minimal 500 atau seluruh kontainer di rumah-rumah itu harus kita periksa apakah ditemukan adanya jentik atau tidak," kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma di Jakarta, Senin.
Pemeriksaan dilakukan bersama kader juru pemantau jentik (jumantik) di tiap-tiap RT setiap harinya. Saat pemeriksaan dilakukan sekaligus memberikan sosialisasi ke masyarakat pentingnya menjaga kebersihan rumah termasuk kontainer.
Dhany menyebutkan, DBD terjadi ketika berada pada musim pancaroba alias perubahan antara musim hujan dan kemarau. Saat musim hujan, genangan menjadi faktor yang bisa membuat nyamuk DBD berkembangbiak.
"Saat musim hujan, kemudian di situ ada genangan-genangan dan potensi genangan itulah yang akan mengembangbiakan nyamuk aedes aegypti yang berdampak pada DBD," katanya.
Baca juga: Musim hujan, Pemkot Jakpus ingatkan warga soal PSN untuk cegah DBD
Baca juga: PSN 3M Plus jadi solusi paling efektif berantas DBD di Jakarta Pusat
Selain itu, Dhany juga menggencarkan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk memutus siklus hidup nyamuk dengan cara menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur-ulang barang-barang bekas.
Selain itu, kegiatan ini juga ditambah dengan menaburkan larvasida pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik dan mengganti air dalam pot atau vas.
"Karena kita tidak membiarkan adanya wadah-wadah terbuka yang memungkinkan nyamuk itu menghasilkan jentik. Makanya sumbernya yang harus kita bereskan, yang paling efektif Pemberantasan Sarang Nyamuk," ujar Dhany.
Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat mencatat sejak Januari hingga 5 September 2024, kasus DBD di Jakarta Pusat sebanyak 1.125 dan kasus meninggal lima orang di Kemayoran, Johar Baru dan Tanah Abang.
Kasus terbanyak di Kecamatan Kemayoran 301 kasus, Johar Baru (192), Cempaka Putih (164), Tanah Abang (117), Sawah Besar (115), Menteng (115), Senen (96) dan Gambir sebanyak 25 kasus.
"Apalagi di musim hujan, dalam satu minggu itu minimal 500 atau seluruh kontainer di rumah-rumah itu harus kita periksa apakah ditemukan adanya jentik atau tidak," kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma di Jakarta, Senin.
Pemeriksaan dilakukan bersama kader juru pemantau jentik (jumantik) di tiap-tiap RT setiap harinya. Saat pemeriksaan dilakukan sekaligus memberikan sosialisasi ke masyarakat pentingnya menjaga kebersihan rumah termasuk kontainer.
Dhany menyebutkan, DBD terjadi ketika berada pada musim pancaroba alias perubahan antara musim hujan dan kemarau. Saat musim hujan, genangan menjadi faktor yang bisa membuat nyamuk DBD berkembangbiak.
"Saat musim hujan, kemudian di situ ada genangan-genangan dan potensi genangan itulah yang akan mengembangbiakan nyamuk aedes aegypti yang berdampak pada DBD," katanya.
Baca juga: Musim hujan, Pemkot Jakpus ingatkan warga soal PSN untuk cegah DBD
Baca juga: PSN 3M Plus jadi solusi paling efektif berantas DBD di Jakarta Pusat
Selain itu, Dhany juga menggencarkan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk memutus siklus hidup nyamuk dengan cara menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur-ulang barang-barang bekas.
Selain itu, kegiatan ini juga ditambah dengan menaburkan larvasida pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik dan mengganti air dalam pot atau vas.
"Karena kita tidak membiarkan adanya wadah-wadah terbuka yang memungkinkan nyamuk itu menghasilkan jentik. Makanya sumbernya yang harus kita bereskan, yang paling efektif Pemberantasan Sarang Nyamuk," ujar Dhany.
Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat mencatat sejak Januari hingga 5 September 2024, kasus DBD di Jakarta Pusat sebanyak 1.125 dan kasus meninggal lima orang di Kemayoran, Johar Baru dan Tanah Abang.
Kasus terbanyak di Kecamatan Kemayoran 301 kasus, Johar Baru (192), Cempaka Putih (164), Tanah Abang (117), Sawah Besar (115), Menteng (115), Senen (96) dan Gambir sebanyak 25 kasus.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024
Tags: