Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah empat poin menjadi Rp11.681 dibandingkan sebelumnya Rp11.677 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan pergerakan sejumlah mata uang "emerging market" bergerak melemah, termasuk rupiah.
"Penilaian masih masuknya Indonesia dalam kelompok lima negara rentan (fragile five) menahan laju rupiah," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, terdepresiasinya laju mata uang yen Jepang dan euro juga turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.
Selain itu, menurut dia, tanggapan pelaku pasar terhadap pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terutama terkait dengan perkiraan asumsi nilai rupiah di level Rp11.900 per dolar AS, tampaknya ditanggapi negatif karena dinilai lebih rendah dalam RAPBN 2015 dan bahkan jauh lebih rendah dari asumsi APBN 2014 sebesar Rp10.500 per dolar AS.
"Pergerakan rupiah tentu merespon negatif asumsi tersebut dan berpotensi kembali melanjutkan pelemahannya," katanya.
Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa neraca transaksi berjalan Indonesia yang masih mengalami defisit juga membebani kinerja rupiah terhadap dolar AS.
Ia mengharapkan pemerintahan baru mendatang fokus ke sektor infrastruktur. "Dengan infrastruktur yang baik maka akan menunjang likuiditas di pasar keuangan," katanya.
Rupiah melemah empat poin jadi Rp11.681
18 Agustus 2014 10:37 WIB
Ilustrasi (Ist/ferly)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: