Kenya larang penerbangan ke negara terjangkit Ebola
17 Agustus 2014 10:52 WIB
Pesan peringatan tentang bahaya Ebola di sebuah jalan di Abidjan, Pantai Gading, Kamis (14/8). Wabah Ebola terburuk di dunia terjadi di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Kenya melarang penerbangan dari negara-negara terdampak Ebola untuk mencegah pengendalian penyakit itu.(REUTERS/Luc Gnago)
Nairobi (ANTARA News) - Pemerintah Kenya pada Sabtu (16/8) untuk sementara membekukan penerbangan penumpang dari atau yang melalui negara-negara yang terdampak wabah Ebola di Afrika Barat.
Menteri Kabinet Kesehatan Kenya James Macharia mengatakan dalam satu taklimat di Nairobi bahwa larangan yang mempengaruhi perjalanan penumpang dari Sierral Leone, Guinea dan Liberia tersebut berlaku mulai 19 Agustus tengah malam.
"Langkah ini sejalan dengan penerapan kebijakan luar biasa yang sangat dibutuhkan untuk mengendalikan Ebola di Afrika Barat," kata Macharia.
"Keputusan ini diambil setelah konsultasi luas dengan pemangku kepentingan kunci," katanya seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Penangguhan juga dilakukan pada seluruh pelabuhan masuk ke Kenya.
"Larangan tersebut akan mengecualikan profesional kesehatan yang mendukung upaya untuk mengendalikan wabah itu serta warga negara Kenya yang baru pulang dari ketiga negara tersebut," kata Macharia.
Ia menambahkan para penumpang itu akan diharuskan menjalani pemeriksaan menyeluruh dan setelah itu akan dipantau secara seksama dan jika perlu mesti dikarantinakan.
Menurut pejabat kabinet kesehatan, semua lima kasus dugaan Ebola di Kenya telah diperiksa dan hasilnya negatif.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan wabah Ebola di empat negara Afrika Barat sebagai kondisi darurat kesehatan publik.
Menurut WHO, lebih dari 2.000 kasus dugaan Ebola telah dilaporkan di negara Afrika Barat dan separuh dari mereka meninggal sejak awal tahun ini.
Kenya Airways belakangan mengeluarkan pernyataan yang mengkonfirmasi bahwa perusahaan itu untuk sementara akan membekukan semua operasi penerbangan komersial ke Liberia dan Sierra Leona.
Namun, pernyataan tersebut mengatakan perusahaan penerbangan itu akan melanjutkan penerbangan yang sudah dijadwalkan ke Nigeria dan Ghana tapi memiliki hak untuk membatalkan penerbangan sesuai keadaan.(Uu.C003)
Menteri Kabinet Kesehatan Kenya James Macharia mengatakan dalam satu taklimat di Nairobi bahwa larangan yang mempengaruhi perjalanan penumpang dari Sierral Leone, Guinea dan Liberia tersebut berlaku mulai 19 Agustus tengah malam.
"Langkah ini sejalan dengan penerapan kebijakan luar biasa yang sangat dibutuhkan untuk mengendalikan Ebola di Afrika Barat," kata Macharia.
"Keputusan ini diambil setelah konsultasi luas dengan pemangku kepentingan kunci," katanya seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Penangguhan juga dilakukan pada seluruh pelabuhan masuk ke Kenya.
"Larangan tersebut akan mengecualikan profesional kesehatan yang mendukung upaya untuk mengendalikan wabah itu serta warga negara Kenya yang baru pulang dari ketiga negara tersebut," kata Macharia.
Ia menambahkan para penumpang itu akan diharuskan menjalani pemeriksaan menyeluruh dan setelah itu akan dipantau secara seksama dan jika perlu mesti dikarantinakan.
Menurut pejabat kabinet kesehatan, semua lima kasus dugaan Ebola di Kenya telah diperiksa dan hasilnya negatif.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan wabah Ebola di empat negara Afrika Barat sebagai kondisi darurat kesehatan publik.
Menurut WHO, lebih dari 2.000 kasus dugaan Ebola telah dilaporkan di negara Afrika Barat dan separuh dari mereka meninggal sejak awal tahun ini.
Kenya Airways belakangan mengeluarkan pernyataan yang mengkonfirmasi bahwa perusahaan itu untuk sementara akan membekukan semua operasi penerbangan komersial ke Liberia dan Sierra Leona.
Namun, pernyataan tersebut mengatakan perusahaan penerbangan itu akan melanjutkan penerbangan yang sudah dijadwalkan ke Nigeria dan Ghana tapi memiliki hak untuk membatalkan penerbangan sesuai keadaan.(Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: