Kementan percepat swasembada pangan lewat cetak sawah-Oplah
23 November 2024 19:35 WIB
Kementerian Pertanian mempercepat swasembada pangan melalui cetak sawah dan optimasi lahan. ANTARA/HO-Humas Kementan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengakselerasi swasembada pangan nasional melalui program cetak sawah dan optimasi lahan (Oplah), salah satu implementasinya dilakukan oleh Brigade Pangan di Kalimantan Tengah.
"Cetak sawah dan Oplah adalah upaya strategis pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Mentan menyampaikan bahwa hal itu sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto, yakni menciptakan swasembada pangan nasional, dengan begitu Indonesia dapat memenuhi kebutuhan domestik sekaligus membuka peluang ekspor.
“Kami sudah meninjau langsung persiapan cetak sawah dan Oplah yang dikerjakan oleh Brigade Pangan. Kami optimistis, swasembada dapat tercapai lebih cepat,” ujar Mentan.
Sebagai dukungan konkret, Kementan memberikan paket bantuan berupa alat dan mesin pertanian (Alsintan), benih, dolomit, serta pupuk.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan akses pembiayaan melalui perbankan guna mendukung modal kelompok brigade dalam meningkatkan produksi.
Amran juga menyatakan bahwa kehadiran lembaga keuangan perbankan memberi semangat baru dalam pengelolaan modal dan pendanaan.
Menurutnya, perbankan turut memastikan pemberian alat dan mesin pertanian dilakukan secara tepat sasaran dan terukur.
“Dengan perhitungan matang dari perbankan, kami yakin program ini akan berjalan optimal. Hal ini penting untuk mewujudkan swasembada pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Andi Nur Alamsyah menjelaskan bahwa program itu diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari semula satu kali menjadi tiga kali dalam setahun.
“Ke depan, kami harapkan ada peningkatan signifikan pada produksi beras nasional. Khusus untuk Oplah, targetnya meningkatkan IP dari 1 ke 2 atau bahkan 3,” jelas Andi.
Hingga saat ini, kegiatan piloting cetak sawah di Kabupaten Kapuas telah dilaksanakan di lahan seluas 1.414,9 hektare dari target 1.785 hektare pada 2024.
Pemerintah juga merencanakan program ekstensifikasi lahan pada 2025 dengan target 150.000 hektare di Kalimantan Tengah.
“Dengan upaya ini, kami yakin, sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, swasembada pangan dapat dicapai dengan cepat dan efektif,” tambah Andi.
Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan Teddy Dirhamsyah mengungkapkan bahwa program cetak sawah dan Oplah juga melibatkan peran besar perbankan, termasuk Himbara dan bank daerah.
“Dukungan perbankan ini sangat penting untuk membantu kelompok tani yang mengelola lahan, baik untuk cetak sawah maupun Oplah di 12 provinsi,” kata Teddy.
"Cetak sawah dan Oplah adalah upaya strategis pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Mentan menyampaikan bahwa hal itu sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto, yakni menciptakan swasembada pangan nasional, dengan begitu Indonesia dapat memenuhi kebutuhan domestik sekaligus membuka peluang ekspor.
“Kami sudah meninjau langsung persiapan cetak sawah dan Oplah yang dikerjakan oleh Brigade Pangan. Kami optimistis, swasembada dapat tercapai lebih cepat,” ujar Mentan.
Sebagai dukungan konkret, Kementan memberikan paket bantuan berupa alat dan mesin pertanian (Alsintan), benih, dolomit, serta pupuk.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan akses pembiayaan melalui perbankan guna mendukung modal kelompok brigade dalam meningkatkan produksi.
Amran juga menyatakan bahwa kehadiran lembaga keuangan perbankan memberi semangat baru dalam pengelolaan modal dan pendanaan.
Menurutnya, perbankan turut memastikan pemberian alat dan mesin pertanian dilakukan secara tepat sasaran dan terukur.
“Dengan perhitungan matang dari perbankan, kami yakin program ini akan berjalan optimal. Hal ini penting untuk mewujudkan swasembada pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Andi Nur Alamsyah menjelaskan bahwa program itu diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari semula satu kali menjadi tiga kali dalam setahun.
“Ke depan, kami harapkan ada peningkatan signifikan pada produksi beras nasional. Khusus untuk Oplah, targetnya meningkatkan IP dari 1 ke 2 atau bahkan 3,” jelas Andi.
Hingga saat ini, kegiatan piloting cetak sawah di Kabupaten Kapuas telah dilaksanakan di lahan seluas 1.414,9 hektare dari target 1.785 hektare pada 2024.
Pemerintah juga merencanakan program ekstensifikasi lahan pada 2025 dengan target 150.000 hektare di Kalimantan Tengah.
“Dengan upaya ini, kami yakin, sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, swasembada pangan dapat dicapai dengan cepat dan efektif,” tambah Andi.
Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan Teddy Dirhamsyah mengungkapkan bahwa program cetak sawah dan Oplah juga melibatkan peran besar perbankan, termasuk Himbara dan bank daerah.
“Dukungan perbankan ini sangat penting untuk membantu kelompok tani yang mengelola lahan, baik untuk cetak sawah maupun Oplah di 12 provinsi,” kata Teddy.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024
Tags: