Easycash harap OJK tetap terapkan bunga pinjol 0,3 persen tahun depan
23 November 2024 16:02 WIB
Ilustrasi peringatan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mewaspadai jebakan pinjaman online ilegal, Minggu (10/9/2023). ANTARA/Cahya Sari
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Indonesia Fintopia Technology (Easycash) Nucky Poedjiardjo Djatmiko menyatakan bahwa pihaknya berharap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat mempertahankan penerapan suku bunga 0,3 persen per hari bagi para penyedia pinjaman online (pinjol) pada 2025.
“Dengan dipertahankan suku bunga harian ini maka aksesibilitas serta likuiditas pinjaman untuk masyarakat unbanked dan underbanked akan lebih terjaga,” kata Nucky Poedjiardjo Djatmiko di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa aksesibilitas menjadi faktor penting karena terbatasnya akses masyarakat unbanked dan underbanked terhadap pinjaman tunai, salah satunya akibat ketiadaan riwayat kredit ataupun kurangnya modal atau jaminan sebagai syarat meminjam.
Sementara itu, pihaknya mencatat bahwa kebutuhan kalangan tersebut akan pinjaman cukup tinggi. Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab maraknya praktik pinjol ilegal.
Nucky menuturkan bahwa likuiditas juga memegang peran kunci agar para pelaku pinjaman online resmi dapat terus menyalurkan pinjaman dana tunai kepada masyarakat yang tidak terlayani sektor keuangan konvensional, sehingga terhindar dari praktik pinjol ilegal.
Dengan banyaknya pengguna pinjol yang berasal dari segmen unbanked dan underbanked, ia menyatakan bahwa profil risiko dari calon penerima dana yang dianalisa oleh platform pinjaman online pada umumnya relatif lebih tinggi dari profil risiko konsumen produk keuangan konvensional.
Mempertimbangkan hal tersebut, ia mengatakan bahwa penurunan batas manfaat ekonomi di bawah 0,3 persen akan berpengaruh pada ketahanan platform pinjol terhadap tingkat risiko dari profil peminjam.
Hal tersebut dikhawatirkan dapat berdampak pada kemampuan industri pinjol untuk melayani kebutuhan pendanaan bagi masyarakat unbanked dan underbanked.
“Untuk dapat melayani kedua segmen ini, diperlukan nilai manfaat ekonomi yang sehat dan stabil bagi pemberi dana, serta ruang bertumbuh bagi platform pinjol untuk meningkatkan inovasi layanan agar tingkat inklusi keuangan dapat terus bertumbuh dan menjangkau berbagai demografi masyarakat yang membutuhkan,” ujar Nucky.
Selain meningkatkan ketahanan para penyedia pinjaman online resmi, ia mengatakan bahwa menggencarkan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat juga penting untuk mencegah mereka terjebak dalam layanan pinjaman online ilegal.
Sepanjang tahun ini hingga Oktober 2024, pemerintah telah memblokir 2,500 entitas pinjol ilegal, menjadikan total jumlah pinjol yang diblokir sejak 2017 mencapai 9,180 entitas.
“Dengan adanya upaya bersama dalam bentuk edukasi dan literasi yang terencana serta semakin masifnya upaya penindakan terhadap pinjol ilegal diharapkan dapat menjaga stabilnya akses keuangan dan likuiditas di masyarakat,” imbuhnya.
Baca juga: Dirut BRI sebut penting menjaga likuiditas usai suku bunga BI naik
Baca juga: OJK tetapkan suku bunga pinjaman daring turun bertahap mulai 2024
“Dengan dipertahankan suku bunga harian ini maka aksesibilitas serta likuiditas pinjaman untuk masyarakat unbanked dan underbanked akan lebih terjaga,” kata Nucky Poedjiardjo Djatmiko di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa aksesibilitas menjadi faktor penting karena terbatasnya akses masyarakat unbanked dan underbanked terhadap pinjaman tunai, salah satunya akibat ketiadaan riwayat kredit ataupun kurangnya modal atau jaminan sebagai syarat meminjam.
Sementara itu, pihaknya mencatat bahwa kebutuhan kalangan tersebut akan pinjaman cukup tinggi. Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab maraknya praktik pinjol ilegal.
Nucky menuturkan bahwa likuiditas juga memegang peran kunci agar para pelaku pinjaman online resmi dapat terus menyalurkan pinjaman dana tunai kepada masyarakat yang tidak terlayani sektor keuangan konvensional, sehingga terhindar dari praktik pinjol ilegal.
Dengan banyaknya pengguna pinjol yang berasal dari segmen unbanked dan underbanked, ia menyatakan bahwa profil risiko dari calon penerima dana yang dianalisa oleh platform pinjaman online pada umumnya relatif lebih tinggi dari profil risiko konsumen produk keuangan konvensional.
Mempertimbangkan hal tersebut, ia mengatakan bahwa penurunan batas manfaat ekonomi di bawah 0,3 persen akan berpengaruh pada ketahanan platform pinjol terhadap tingkat risiko dari profil peminjam.
Hal tersebut dikhawatirkan dapat berdampak pada kemampuan industri pinjol untuk melayani kebutuhan pendanaan bagi masyarakat unbanked dan underbanked.
“Untuk dapat melayani kedua segmen ini, diperlukan nilai manfaat ekonomi yang sehat dan stabil bagi pemberi dana, serta ruang bertumbuh bagi platform pinjol untuk meningkatkan inovasi layanan agar tingkat inklusi keuangan dapat terus bertumbuh dan menjangkau berbagai demografi masyarakat yang membutuhkan,” ujar Nucky.
Selain meningkatkan ketahanan para penyedia pinjaman online resmi, ia mengatakan bahwa menggencarkan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat juga penting untuk mencegah mereka terjebak dalam layanan pinjaman online ilegal.
Sepanjang tahun ini hingga Oktober 2024, pemerintah telah memblokir 2,500 entitas pinjol ilegal, menjadikan total jumlah pinjol yang diblokir sejak 2017 mencapai 9,180 entitas.
“Dengan adanya upaya bersama dalam bentuk edukasi dan literasi yang terencana serta semakin masifnya upaya penindakan terhadap pinjol ilegal diharapkan dapat menjaga stabilnya akses keuangan dan likuiditas di masyarakat,” imbuhnya.
Baca juga: Dirut BRI sebut penting menjaga likuiditas usai suku bunga BI naik
Baca juga: OJK tetapkan suku bunga pinjaman daring turun bertahap mulai 2024
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: