Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro menjelaskan sejumlah program strategis yang akan diterapkan pada Sekolah Unggulan, yang menjadi salah satu program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto.

Program Sekolah Unggulan merupakan bagian dari program quick win pemerintahan Presiden Prabowo, yang semula pelaksanaannya akan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen), namun kini tanggung jawabnya berpindah dan akan dieksekusi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

"Kurikulumnya plus, yang nasional, yang ada di SMA biasa, plus yang muatan internasional supaya dia diterima di universitas top dunia," kata Menteri Satryo kepada ANTARA saat ditemui di Kantor Kemdiktisaintek di Jakarta, Jumat.

Satryo menjelaskan Sekolah Unggulan tersebut merupakan wadah yang disiapkan oleh pemerintah untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh anak Indonesia yang memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata, agar dapat melanjutkan kuliah di universitas top dunia.

Ia menyatakan lulusan dari Sekolah Unggulan nantinya secara langsung akan difasilitasi oleh pemerintah untuk mendapatkan pendidikan di luar negeri.

"Ya, otomatis," ungkapnya menegaskan adanya fasilitas dari pemerintah untuk melanjutkan studi ke luar negeri.

Lebih lanjut, Satryo mengatakan sistem asrama menjadi kewajiban untuk diimplementasikan dalam Sekolah Unggulan ini.

Ia menyebutkan sistem asrama yang diterapkan merupakan masukan dari Presiden Prabowo, karena sistem ini dinilai lebih maksimal dalam pendidikan kepribadian, karakter, pendidikan Pancasila dan rasa cinta tanah air.

"Prototipenya sudah ada, seperti misalnya SMA Taruna Nusantara," ucapnya.

Satryo menyebutkan sebanyak empat sekolah baru akan dibangun di wilayah Ibu Kota Nusantara, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Bangka Belitung untuk mendukung program ini.

Di samping itu, lanjutnya, sebanyak 12 sekolah yang sudah ada juga akan dikembangkan guna mendukung program ini, sehingga total seluruhnya menjadi 16 sekolah.

Oleh karena itu, Menteri Satryo berharap program ini bisa berjalan tepat waktu, yaitu pada 2025, sehingga manfaatnya bisa dirasakan dengan segera.

Baca juga: Prabowo Subianto ingin rintis sekolah unggulan di Sumbar
Baca juga: Wapres minta sekolah unggulan di Sumatra Utara diperbanyak