Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas lebat dan gelombang tinggi yang dapat mempengaruhi aktivitas selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

Guswanto mengatakan ada tiga fenomena yang diprediksi akan bergabung, yaitu musim hujan yang dipengaruhi oleh La Nina lemah, munculnya potensi monsun Asia, dan keberadaan fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO).

"Ketiga fenomena ini akan menyebabkan peningkatan curah hujan di beberapa daerah, seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, dan sebagian Nusa Tenggara. Namun, curah hujan ini tidak merata, dengan beberapa daerah mengalami penambahan hingga 15-20 persen," kata Guswanto di Jakarta, Jumat.

Selain hujan, BMKG juga mengingatkan adanya peningkatan tinggi gelombang di sejumlah wilayah, khususnya di Laut China Selatan, Samudera Hindia bagian barat, dan Samudera Hindia bagian selatan.

Baca juga: Karawang tertibkan tempat wisata alam cegah dampak cuaca ekstrem

Baca juga: Bencana tanah longsor di Kampung Cisarandi gerus halaman rumah warga


"Wilayah-wilayah yang perlu diwaspadai antara lain Selat Sunda, Selat Bali, dan Selat Lombok, karena gelombang tinggi dapat datang dari utara ke selatan, berpotensi membahayakan keselamatan pelayaran," kata dia.

Guswanto menambahkan bahwa puncak musim hujan diprediksi terjadi pada dua periode, yaitu November-Desember untuk sebagian Sumatera, dan Januari-Februari untuk sebagian Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, Guswanto mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, tenang, dan mempersiapkan diri dengan baik. Ia menyarankan agar masyarakat memeriksa kondisi cuaca sebelum melakukan perjalanan, terutama pada sore atau malam hari.

"Kami terus mengupdate informasi cuaca setiap 30 menit dan memberikan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi perjalanan masyarakat, terutama saat mudik Natal dan Tahun Baru," kata dia.

Peringatan dari BMKG ini bertujuan untuk meminimalisir dampak cuaca buruk dan memastikan keselamatan masyarakat, mengingat potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran libur Natal dan Tahun Baru.*

Baca juga: BPBD Bantul sebut 2.000 KK masih tinggal di daerah rawan bencana

Baca juga: RI berpotensi dilanda cuaca ekstrem fenomena MJO sampai 25 November