UNESCO dukung pemberdayaan mahasiswa RI sebagai peneliti muda baru
22 November 2024 18:55 WIB
Direktur dan Perwakilan UNESCO di Jakarta Maki Katsuno-Hayashikawa (kanan) dalam dialog bersama Tanoto Foundation pada agenda 2024 Knowledge Summit di Jakarta, Jumat (22/11/2024). (ANTARA/Nabil Ihsan)
Jakarta (ANTARA) - Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) berkomitmen mendukung pemberdayaan mahasiswa Indonesia demi mencetak peneliti-peneliti muda baru yang mampu berkontribusi bagi kemajuan nasional, kata perwakilan UNESCO di Jakarta.
"UNESCO terus bekerja sama dengan ribuan pemuda di seluruh dunia, termasuk Indonesia," kata Maki Katsuno-Hayashikawa dalam agenda 2024 Knowledge Summit yang menjadi puncak kegiatan YAR-TSRA 2024 di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut dilakukan UNESCO dengan memajukan partisipasi mahasiswa Indonesia sebagai peneliti pada kegiatan Youth as Researchers – Tanoto Student Research Awards (YAR-TSRA) 2024, kata direktur dan perwakilan UNESCO di Jakarta ini.
Kerja sama dengan ribuan pemuda di seluruh dunia, termasuk Indonesia, itu dilakukan UNESCO melalui pembentukan dan dukungan terhadap inisiatif serta jaringan yang dipimpin oleh pemuda, memperkuat kapasitas mereka, dan mendorong produksi pengetahuan, katanya menambahkan.
Melalui agenda tersebut, UNESCO berupaya menciptakan ruang dialog antar pemuda, pembuat kebijakan, dan organisasi masyarakat sipil demi mendorong peran pemuda sebagai agen perubahan di masa depan, kata dia.
Menurut Maki, pelajar Indonesia memiliki potensi besar menghasilkan penelitian bermutu, asalkan didukung oleh sumber daya, mentor, dan dukungan berkualitas dari para pemangku kepentingan.
Potensi tersebut terlihat dari menariknya tema-tema penelitian YAR-TSRA 2024, di antaranya mengenai dampak pelaksanaan kebijakan pemerintah terkait aksi iklim di Kepulauan Seribu, pemanfaatan teknologi digital untuk memetakan kuliner “tersembunyi” di Makassar, dan implementasi pendidikan inklusif bagi anak-anak nelayan di Medan, katanya.
Senada dengan Maki, Michael Sutanto, Kepala Departemen Beasiswa dan Pengembangan Kepemimpinan Tanoto Foundation yang berkolaborasi dengan UNESCO di Jakarta untuk YAR-TSRA 2024, mengatakan pihaknya hendak mengambil inisiatif dalam menciptakan wahana untuk menampung suara pemuda yang memperjuangkan pembangunan berkelanjutan.
“Kami berharap lebih banyak pemuda menyadari bahwa mereka juga dapat menjadi agen perubahan dan berkontribusi dalam mendorong aksi-aksi yang dimulai di tingkat lokal,” kata Michael, seraya menyatakan komitmen pihaknya untuk terus mendukung pembinaan mahasiswa melalui YAR-TSRA.
Untuk agenda YAR-TSRA 2024, pihaknya bersama UNESCO bekerja sama dengan tujuh perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia untuk memberi pelatihan selama sekitar 6 bulan dan hibah penelitian kepada para mahasiswa terpilih, kata Michael.
Bidang penelitian utama yang didorong dalam YAR-TSRA 2024 adalah peningkatan kesehatan mental, masa depan digital yang setara, pendidikan inklusif transformatif, dan solusi iklim yang inovatif, katanya menambahkan.
Baca juga: Peneliti: Ekosistem karst perlu dijaga pendekatan wisata berkualitas
Baca juga: Peneliti UGM: Festival Panji jadi alat diplomasi budaya negara ASEAN
"UNESCO terus bekerja sama dengan ribuan pemuda di seluruh dunia, termasuk Indonesia," kata Maki Katsuno-Hayashikawa dalam agenda 2024 Knowledge Summit yang menjadi puncak kegiatan YAR-TSRA 2024 di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut dilakukan UNESCO dengan memajukan partisipasi mahasiswa Indonesia sebagai peneliti pada kegiatan Youth as Researchers – Tanoto Student Research Awards (YAR-TSRA) 2024, kata direktur dan perwakilan UNESCO di Jakarta ini.
Kerja sama dengan ribuan pemuda di seluruh dunia, termasuk Indonesia, itu dilakukan UNESCO melalui pembentukan dan dukungan terhadap inisiatif serta jaringan yang dipimpin oleh pemuda, memperkuat kapasitas mereka, dan mendorong produksi pengetahuan, katanya menambahkan.
Melalui agenda tersebut, UNESCO berupaya menciptakan ruang dialog antar pemuda, pembuat kebijakan, dan organisasi masyarakat sipil demi mendorong peran pemuda sebagai agen perubahan di masa depan, kata dia.
Menurut Maki, pelajar Indonesia memiliki potensi besar menghasilkan penelitian bermutu, asalkan didukung oleh sumber daya, mentor, dan dukungan berkualitas dari para pemangku kepentingan.
Potensi tersebut terlihat dari menariknya tema-tema penelitian YAR-TSRA 2024, di antaranya mengenai dampak pelaksanaan kebijakan pemerintah terkait aksi iklim di Kepulauan Seribu, pemanfaatan teknologi digital untuk memetakan kuliner “tersembunyi” di Makassar, dan implementasi pendidikan inklusif bagi anak-anak nelayan di Medan, katanya.
Senada dengan Maki, Michael Sutanto, Kepala Departemen Beasiswa dan Pengembangan Kepemimpinan Tanoto Foundation yang berkolaborasi dengan UNESCO di Jakarta untuk YAR-TSRA 2024, mengatakan pihaknya hendak mengambil inisiatif dalam menciptakan wahana untuk menampung suara pemuda yang memperjuangkan pembangunan berkelanjutan.
“Kami berharap lebih banyak pemuda menyadari bahwa mereka juga dapat menjadi agen perubahan dan berkontribusi dalam mendorong aksi-aksi yang dimulai di tingkat lokal,” kata Michael, seraya menyatakan komitmen pihaknya untuk terus mendukung pembinaan mahasiswa melalui YAR-TSRA.
Untuk agenda YAR-TSRA 2024, pihaknya bersama UNESCO bekerja sama dengan tujuh perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia untuk memberi pelatihan selama sekitar 6 bulan dan hibah penelitian kepada para mahasiswa terpilih, kata Michael.
Bidang penelitian utama yang didorong dalam YAR-TSRA 2024 adalah peningkatan kesehatan mental, masa depan digital yang setara, pendidikan inklusif transformatif, dan solusi iklim yang inovatif, katanya menambahkan.
Baca juga: Peneliti: Ekosistem karst perlu dijaga pendekatan wisata berkualitas
Baca juga: Peneliti UGM: Festival Panji jadi alat diplomasi budaya negara ASEAN
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2024
Tags: