Berlin (ANTARA News) - Pesawat-pesawat angkatan udara Jerman, Jumat, akan memberikan bantuan kemanusiaan ke Irak utara, kata laporan media, saat Kanselir Angela Merkel mengatakan Berlin juga sedang mempertimbangkan mengirim senjata untuk membantu negara yang diperangi itu.

Empat pesawat transportasi militer Jerman Transall C-160, membawa 36 ton sebagian besar perlengkapan medis dan pasokan makanan, Jumat terbang melalui Turki ke kota Kurdi Arbil, kata kantor berita nasional DPA.

Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen mengatakan pekan ini bahwa Jerman mungkin juga akan mengirim perlengkapan militer non-mematikan, seperti kendaraan lapis baja, helm, rompi keamanan dan perlengkapan night-vision.

Banyak anggota parlemen terkemuka telah menuntut Jerman juga memberi bantuan kepada pasukan Irak yang diperangi dan pasukan Kurdi di utara dengan senjata-senjata untuk membantu mereka mendorong kembali serangan oleh kelompok pejuang jihad.

Merkel mengatakan kepada surat kabar bahwa "penderitaan rakyat di bagian utara Irak, Yazidi, Kristen dan lain-lain, berada di tangan kelompok teror Negara Islam Turki dan Suriah (ISIS) yang mengerikan".

"Menghentikan kemajuan kelompok garis keras ini dan membantu orang-orang yang membutuhkan adalah tugas bagi seluruh masyarakat internasional," katanya seperti dikutip oleh Hannoversche Allgemeine Zeitung.

"Ini memerlukan bantuan kemanusiaan dan mungkin pasokan peralatan bagi mereka yang berjuang melawan para teroris itu."

Jerman, negara produsen senjata utama, menetapkan peraturan untuk tidak melakukan ekspor senjata ke zona perang. Tetapi Merkel menunjukkan bahwa hukum Jerman memungkinkan untuk pengecualian dalam kasus-kasus yang berdampak keamanan nasional.

"Ketika pihaknya tampil untuk mengekspor senjata, pemerintah selalu memiliki beberapa kelonggaran politik dan hukum, dan jika perlu kita buang itu besok," katanya.

"Di sini, besok kita berkoordinasi erat dengan para mitra kami dan, termasuk dengan Amerika Serikat."

Dia menambahkan bahwa "Kepentingan keamanan Jerman merupakan faktor dalam musyawarah kami, tetapi belum ada keputusan yang telah diambil".

Jerman, yang sedang berjuang dengan warisan agresinya pada Perang Dunia II, berlatih untuk menahan diri dalam keterlibatan dengan militer asing, dan biasanya enggan untuk mengirimkan pasukan ke zona perang asing.

Satu jajak pendapat yang dilakukan oleh Lembaga Emnid pada Rabu menemukan, bahwa 71 persen responden menentang prakarsa Jerman mengirim senjata ke Irak, sementara itu 87 persen setuju mengirim bantuan kemanusiaan dan 68 persen mendukung pengiriman bantuan militer tidak-mematikan, demikian laporan AFP.

(Uu.H-AK)