Kairo (ANTARA News) - Unjuk rasa untuk memperingati satu tahun pembubaran paksa aksi demo Bundaran Rabiah Adawiyah, Kamis (14/8) menewaskan sedikitnya enam orang dan mencederai ratusan orang.

Korban tewas tersebut akibat bentrokan berdarah yang terjadi di Ain Shams, Kairo Timur, dan di Giza, Kairo Barat, kata Dinas Satuan Ambulans di Kairo.

Selain di Kairo, aksi demo Ikhwanul Muslimin pendukung Moursi juga terjadi serentak di sejumlah kota provinsi seperti di Terusan Suez, Souhag, Bahera, Mounofia, Iskandariyah, Aswan, dan Fayyoum.

Lebih dari 60 petinggi Ikhwanul Muslimin ditangkap, kata sumber aparat keamanan.

Sebanyak 27 polisi antihuru-hara juga cidera akibat terkena lemparan batu menyusul penyemprotan gas air mata oleh pasukan keamanan.

Demo yang mengusung gambar presiden terguling Moursi dan gambar empat jari tangan simbol pembantaian Bundaran Rabiah Adawiyah itu untuk mengenang pembubaran paksa demonstran di Bundaran Rabiah Adawiyah, dan Bundaran Al Nahdhah di Giza.

Pembubaran paksa oleh aparat keamanan dari kepolisian dan tentara di dua bundaran tersebut setahun lalu dilaporkan menewaskan ratusan orang.

Angka korban tewas dalam pembubaran paksa tersebut beragam versi. Laporan resmi tim pencari fakta pemerintah Mesir mencatat 379 orang tewas, namun pegiat hak asasi manusia mencatat lebih dari 1.483 orang.

Pemerintah Mesir sejak Desember lalu memasukkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang di Negeri Seribu Menara itu.

Mantan Panglima Militer Abdel Fatah Al Sisi yang terpilih sebagai presiden dalam pemilihan Mei lalu berikrar akan menumpas teroris dan kelompok garis keras.

Pada Sabtu pekan lalu, Pengadilan Administrasi Tertinggi Mesir memutuskan pembubaran Partai Keadilan dan Kebebasan, sayap politik Ikhwanul Muslimin, dan akan melikuidasi semua asetnya.

Di sisi lain, hampir semua pimpinan Ikhwanul Muslimin termasuk Moursi saat ini berada dalam tahanan dan ratusan lagi telah dijatuhi hukuman mati dan hukuman seumur hidup. (M043/Z002)