WamenEkraf tekankan pentingnya konversi seni ke nilai ekonomi
21 November 2024 16:23 WIB
WamenEkraf Irene Umar (kanan) bersama Duta Besar Singapura untuk Indonesia Kwok Fook Seng (kiri) menghadiri pembukaan pameran Urban Pulse - Spectrum of Contemporary Art in Singapore di World Trade Center 2, Jakarta, Rabu (20/11/2024) (ANTARA/H.O Kementerian Ekonomi Kreatif)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menekankan pentingnya konversi karya seni ke nilai-nilai ekonomi demi keberlanjutannya ke depan.
Dalam keterangan pers yang diterima, Kamis, saat menghadiri pembukaan Urban Pulse-Spectrum of Conte,orary Art in Singapore di World Trade Center 2 Jakarta Rabu 920/11), Wamen Irene mengatakan, seluruh pemangku kepentingan ekonomi kreatif Indonesia harus bisa belajar dari Singapura yang berhasil mengonversi karya seni rupa dan budaya menjadi nilai ekonomi, terutama di kalangan masyarakat urban. Hal ini sangat penting dalam upaya penguatan ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan baru ekonomi Indonesia.
"Ini adalah manifestasi dari apa yang dapat dihadirkan oleh budaya. Ekonomi kreatif akan menjadi mesin pertumbuhan baru bagi perekonomian Indonesia, tidak hanya untuk lima tahun ke depan tetapi juga seterusnya. Dengan demikian, di tingkat komunitas dan bisnis, kita dapat memanfaatkan kreativitas serta menekankan pola pikir bahwa karya seni dan kreativitas juga memiliki nilai ekonomi," ujar WamenEkraf Irene.
Baca juga: MenEkraf sebut tantangan ekonomi kreatif pada kualitas SDM dan HKI
WamenEkraf juga berharap para seniman dan pegiat ekraf di subsektor seni rupa bisa saling menjalin kerja sama dari hubungan diplomasi yang baik antara Indonesia dan Singapura.
Hal ini dimaksudkan agar para seniman dan pegiat ekraf subsektor seni rupa bisa saling bertukar pikiran, mendapatkan kesempatan untuk keluar negeri dan menampilkan karyanya sebagai bentuk dari “soft diplomacy”.
"Harapannya para seniman Indonesia bisa duduk bersama, bertukar pikiran, mendapatkan kesempatan keluar negeri dan menampilkan karya-karyanya di sana. Jadi, ada konektivitas yang semakin kuat antara kedua negara," kata Wamen Irene.
Baca juga: WamenEkraf: Kolaborasi dapat tingkatkan potensi jenama lokal
Sejalan dengan yang Wamen Irene sampaikan, Dubes Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, mengatakan selama ini hubungan diplomasi antara Indonesia dan Singapura sangat dekat. Baik secara bilateral maupun multilateral di level ASEAN.
"Seperti yang kita tahu bahwa hubungan kita sangat dekat. Dengan dibentuknya Kementerian Ekonomi Kreatif ini, saya tidak sabar untuk bekerja sama demi membuka jalan masa depan yang cerah regional kita bersama," kata Dubes Kwok Fook Seng.
Hadir dalam acara tersebut, Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams; serta Pendiri dan Presdir Isa Art and Design, Deborah Iskandar.
Turut hadir mendampingi WamenEkraf Irene Umar, Plt Deputi Bidang Kreativitas Berbasis Budaya dan Desain Kementerian Ekonomi Kreatif, Yuke Sri Rahayu.
Baca juga: KemenEkraf temui Tim Pokja bahas langkah penguatan sektor ekraf
Baca juga: Menekraf ajak semua pihak dukung ekraf jadi mesin baru prekonomian
Dalam keterangan pers yang diterima, Kamis, saat menghadiri pembukaan Urban Pulse-Spectrum of Conte,orary Art in Singapore di World Trade Center 2 Jakarta Rabu 920/11), Wamen Irene mengatakan, seluruh pemangku kepentingan ekonomi kreatif Indonesia harus bisa belajar dari Singapura yang berhasil mengonversi karya seni rupa dan budaya menjadi nilai ekonomi, terutama di kalangan masyarakat urban. Hal ini sangat penting dalam upaya penguatan ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan baru ekonomi Indonesia.
"Ini adalah manifestasi dari apa yang dapat dihadirkan oleh budaya. Ekonomi kreatif akan menjadi mesin pertumbuhan baru bagi perekonomian Indonesia, tidak hanya untuk lima tahun ke depan tetapi juga seterusnya. Dengan demikian, di tingkat komunitas dan bisnis, kita dapat memanfaatkan kreativitas serta menekankan pola pikir bahwa karya seni dan kreativitas juga memiliki nilai ekonomi," ujar WamenEkraf Irene.
Baca juga: MenEkraf sebut tantangan ekonomi kreatif pada kualitas SDM dan HKI
WamenEkraf juga berharap para seniman dan pegiat ekraf di subsektor seni rupa bisa saling menjalin kerja sama dari hubungan diplomasi yang baik antara Indonesia dan Singapura.
Hal ini dimaksudkan agar para seniman dan pegiat ekraf subsektor seni rupa bisa saling bertukar pikiran, mendapatkan kesempatan untuk keluar negeri dan menampilkan karyanya sebagai bentuk dari “soft diplomacy”.
"Harapannya para seniman Indonesia bisa duduk bersama, bertukar pikiran, mendapatkan kesempatan keluar negeri dan menampilkan karya-karyanya di sana. Jadi, ada konektivitas yang semakin kuat antara kedua negara," kata Wamen Irene.
Baca juga: WamenEkraf: Kolaborasi dapat tingkatkan potensi jenama lokal
Sejalan dengan yang Wamen Irene sampaikan, Dubes Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, mengatakan selama ini hubungan diplomasi antara Indonesia dan Singapura sangat dekat. Baik secara bilateral maupun multilateral di level ASEAN.
"Seperti yang kita tahu bahwa hubungan kita sangat dekat. Dengan dibentuknya Kementerian Ekonomi Kreatif ini, saya tidak sabar untuk bekerja sama demi membuka jalan masa depan yang cerah regional kita bersama," kata Dubes Kwok Fook Seng.
Hadir dalam acara tersebut, Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams; serta Pendiri dan Presdir Isa Art and Design, Deborah Iskandar.
Turut hadir mendampingi WamenEkraf Irene Umar, Plt Deputi Bidang Kreativitas Berbasis Budaya dan Desain Kementerian Ekonomi Kreatif, Yuke Sri Rahayu.
Baca juga: KemenEkraf temui Tim Pokja bahas langkah penguatan sektor ekraf
Baca juga: Menekraf ajak semua pihak dukung ekraf jadi mesin baru prekonomian
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Tags: