Kemenhut masih andalkan water bombing kendalikan karhutla
21 November 2024 16:23 WIB
Pemprov Sumsel meminta tambahan helikopter untuk pemadaman kebakaran lahan dari udara (water bombing). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kehutanan menyatakan operasi penyiraman air dari udara atau water bombing menggunakan helikopter masih menjadi andalan untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia.
"Bukan hanya memadamkan termasuk pula untuk pencegahan karhutla kita masih membutuhkannya," kata Kepala Subdit Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Kemenhut Israr Albar dalam webinar yang digelar oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta, Kamis.
Israr menjelaskan ada beberapa pertimbangan yang mengharuskan pemerintah tetap mengandalkan water bombing, seperti sebaran api kebakaran yang sangat luas di suatu wilayah.
Kondisi tersebut membuat pengendalian kebakaran hutan dan lahan tidak memungkinkan untuk ditangani oleh tim melalui jalur darat.
Kondisi cuaca yang dinamis mengarah ke kekeringan juga kerap kali menjadi kendala yang mengharuskan penanganan karhutla harus lewat water bombing.
Selain itu, pelaksanaan water bombing juga terkadang ditempuh untuk tujuan tertentu yang bersifar sekunder seperti kegiatan-kegiatan penting kenegaraan.
"Dengan perhitungan yang baik maka metode ini cukup efektif karena dapat menjangkau seluruh luasan dalam waktu yang ringkas dan sangat membantu mengendalikan karhutla," kata Israr.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa water bombing maupun berbagai tindakan lain tidak bisa menjadi solusi permanen terhadap karhutla. Terlebih teknologi water bombing memiliki ongkos yang besar.
Justru yang harus diprioritaskan adalah pencegahan melalui peningkatan kapasitas masyarakat yang ada di sekitar wilayah rawan terbakar, ketimbang teknologi water bombing yang memiliki ongkos besar.
Kemenhut mencatat biaya sewa helikopter water bombing berkisar Rp80-200 juta per jam. Jumlah total bila merujuk data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2019, anggaran penanggulangan karhutla secara nasional mencapai Rp6,7 triliun dengan 70 persen di antaranya atau sekitar Rp3,6 triliun digunakan untuk sewa helikopter ini.
"Pengendalian potensi karhutla di Sumatera Selatan saja mengeluarkan anggaran senilai Rp1,2 triliun kebetulan saat itu menjadi tuan rumah Asian Games," kata Israr.
Baca juga: Enam helipkoter dikerahkan, guna padamkan karhutla di OKI & OKU Timur
Baca juga: BPBD kerahkan helikopter pembom air padamkan karhutla di Muara Enim dan OI
"Bukan hanya memadamkan termasuk pula untuk pencegahan karhutla kita masih membutuhkannya," kata Kepala Subdit Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Kemenhut Israr Albar dalam webinar yang digelar oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta, Kamis.
Israr menjelaskan ada beberapa pertimbangan yang mengharuskan pemerintah tetap mengandalkan water bombing, seperti sebaran api kebakaran yang sangat luas di suatu wilayah.
Kondisi tersebut membuat pengendalian kebakaran hutan dan lahan tidak memungkinkan untuk ditangani oleh tim melalui jalur darat.
Kondisi cuaca yang dinamis mengarah ke kekeringan juga kerap kali menjadi kendala yang mengharuskan penanganan karhutla harus lewat water bombing.
Selain itu, pelaksanaan water bombing juga terkadang ditempuh untuk tujuan tertentu yang bersifar sekunder seperti kegiatan-kegiatan penting kenegaraan.
"Dengan perhitungan yang baik maka metode ini cukup efektif karena dapat menjangkau seluruh luasan dalam waktu yang ringkas dan sangat membantu mengendalikan karhutla," kata Israr.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa water bombing maupun berbagai tindakan lain tidak bisa menjadi solusi permanen terhadap karhutla. Terlebih teknologi water bombing memiliki ongkos yang besar.
Justru yang harus diprioritaskan adalah pencegahan melalui peningkatan kapasitas masyarakat yang ada di sekitar wilayah rawan terbakar, ketimbang teknologi water bombing yang memiliki ongkos besar.
Kemenhut mencatat biaya sewa helikopter water bombing berkisar Rp80-200 juta per jam. Jumlah total bila merujuk data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2019, anggaran penanggulangan karhutla secara nasional mencapai Rp6,7 triliun dengan 70 persen di antaranya atau sekitar Rp3,6 triliun digunakan untuk sewa helikopter ini.
"Pengendalian potensi karhutla di Sumatera Selatan saja mengeluarkan anggaran senilai Rp1,2 triliun kebetulan saat itu menjadi tuan rumah Asian Games," kata Israr.
Baca juga: Enam helipkoter dikerahkan, guna padamkan karhutla di OKI & OKU Timur
Baca juga: BPBD kerahkan helikopter pembom air padamkan karhutla di Muara Enim dan OI
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024
Tags: