Kiat merawat luka pada penderita diabetes
20 November 2024 20:58 WIB
Tangkapan layar - Dokter Spesialis Bedah Vaskuler RSUI Dr. Med. dr. Nyityasmono Tri Nugroho, Sp.B. Subsp.BVE(K) memberikan paparan perihal diabetes pada seminar daring RSUI, Rabu (20/11/2024). (ANTARA/Pamela Sakina)
Jakarta (ANTARA) - Perawatan luka pada pasien diabetes memerlukan perhatian khusus agar penyembuhan dapat berjalan optimal, dan menurut Dokter Spesialis Bedah Vaskuler RSUI Dr. Med. dr. Nyityasmono Tri Nugroho, Sp.B. Subsp.BVE(K) ada beberapa prinsip dasar yang harus diterapkan dalam perawatan luka penderita diabetes.
“Prinsipnya luka itu dia harus lembab dan steril, atau bersih, tidak harus steril tapi harus bersih dan bebas dari kuman, kedua, sirkulasinya harus bagus, jadi aliran pembuluh darahnya harus bagus, jika hal ini sudah terpenuhi obat luka apa pun bisa (diberikan),” kata dia pada seminar daring, Rabu.
Kebersihan luka sangat penting untuk mencegah infeksi yang dapat memperlambat proses penyembuhan.
Baca juga: Cara cegah luka kaki diabetes, hindari benturan hingga cel rutin
Sirkulasi darah yang baik juga sangat krusial, sebab, Nugroho menyebut, pembuluh darah yang sehat akan memastikan suplai oksigen dan nutrisi yang cukup ke area luka, mendukung proses penyembuhan.
Selanjutnya, kondisi tubuh pasien secara keseluruhan, terutama kadar gula darah dan status gizi, juga mempengaruhi kesembuhan luka.
Untuk mempercepat penyembuhan luka, penderita diabetes bisa menggunakan berbagai bahan seperti PRP (Platelet-Rich Plasma), asam hialuronat, madu, atau menggunakan kasa dengan larutan natrium klorida (NACL).
“Kalau zaman dulu mungkin kita bisa pakai kasa NACL saja, kasa lembab. Tapi ternyata sekarang banyak perkembangan, kita bisa menggunakan asam hialuronat, kita bisa menggunakan madu, kita bisa menggunakan PRP,” ujar Nugroho.
PRP kini semakin populer digunakan untuk perawatan luka pada pasien dengan luka diabetes, sebab ia dapat mempercepat regenerasi jaringan, menginisiasi pertumbuhan kapiler baru, dan berperan sebagai mekanisme pertahanan pada ulkus diabetikum.
Meskipun efektif dan terbukti melalui berbagai penelitian, penggunaan PRP di Indonesia masih terbatas karena harganya yang relatif mahal.
“PRP memang efikasinya bagus, tapi memang sangat mahal, alternatifnya kita bisa menggunakan kasa madu untuk mempercepat proses granulasi, tapi dengan syarat lukanya harus benar-benar sudah sudah dibersihkan dan bebas dari infeksi,” Nugroho menegaskan.
Dengan pengelolaan yang tepat, luka pada pasien diabetes bisa dikontrol dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca juga: Kenali risiko luka pada pasien diabetes
Baca juga: Penderita diabetes rentan alami luka serius
“Prinsipnya luka itu dia harus lembab dan steril, atau bersih, tidak harus steril tapi harus bersih dan bebas dari kuman, kedua, sirkulasinya harus bagus, jadi aliran pembuluh darahnya harus bagus, jika hal ini sudah terpenuhi obat luka apa pun bisa (diberikan),” kata dia pada seminar daring, Rabu.
Kebersihan luka sangat penting untuk mencegah infeksi yang dapat memperlambat proses penyembuhan.
Baca juga: Cara cegah luka kaki diabetes, hindari benturan hingga cel rutin
Sirkulasi darah yang baik juga sangat krusial, sebab, Nugroho menyebut, pembuluh darah yang sehat akan memastikan suplai oksigen dan nutrisi yang cukup ke area luka, mendukung proses penyembuhan.
Selanjutnya, kondisi tubuh pasien secara keseluruhan, terutama kadar gula darah dan status gizi, juga mempengaruhi kesembuhan luka.
Untuk mempercepat penyembuhan luka, penderita diabetes bisa menggunakan berbagai bahan seperti PRP (Platelet-Rich Plasma), asam hialuronat, madu, atau menggunakan kasa dengan larutan natrium klorida (NACL).
“Kalau zaman dulu mungkin kita bisa pakai kasa NACL saja, kasa lembab. Tapi ternyata sekarang banyak perkembangan, kita bisa menggunakan asam hialuronat, kita bisa menggunakan madu, kita bisa menggunakan PRP,” ujar Nugroho.
PRP kini semakin populer digunakan untuk perawatan luka pada pasien dengan luka diabetes, sebab ia dapat mempercepat regenerasi jaringan, menginisiasi pertumbuhan kapiler baru, dan berperan sebagai mekanisme pertahanan pada ulkus diabetikum.
Meskipun efektif dan terbukti melalui berbagai penelitian, penggunaan PRP di Indonesia masih terbatas karena harganya yang relatif mahal.
“PRP memang efikasinya bagus, tapi memang sangat mahal, alternatifnya kita bisa menggunakan kasa madu untuk mempercepat proses granulasi, tapi dengan syarat lukanya harus benar-benar sudah sudah dibersihkan dan bebas dari infeksi,” Nugroho menegaskan.
Dengan pengelolaan yang tepat, luka pada pasien diabetes bisa dikontrol dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca juga: Kenali risiko luka pada pasien diabetes
Baca juga: Penderita diabetes rentan alami luka serius
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024
Tags: