Jakarta (ANTARA) - Dosen Program Studi Perpustakaan Digital Universitas Negeri Malang Inawati menyampaikan automasi perpustakaan perlu memperhatikan kebutuhan koleksi pemustaka.

“Pustakawan perlu memperhatikan kebutuhan pemustaka, jika koleksi lama masih bisa berbagi waktu sambil memberikan layanan konvensional, maka biarkan dulu sambil automasi secara bertahap, tetapi koleksi-koleksi yang baru di perpustakaan bisa mulai diautomasi,” katanya dalam bincang perpustakaan atau library talk (libtalk) Perpustakaan Nasional diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Ia menegaskan pentingnya pustakawan memiliki strategi mengidentifikasi koleksi yang perlu diautomasi, sehingga di layanan sirkulasi, pustakawan bisa mengetahui koleksi-koleksi yang masuk kategori konvensional dan sudah diautomasi.

Ia mengemukakan Perpusnas telah menyediakan sistem Inlislite yang memfasilitasi para pustakawan atau pengelola perpustakaan di berbagai daerah menerapkan automasi perpustakaan atau bahkan membuat perpustakaan digital.

“Sebelum mulai masuk ke Inlislite, pustakawan perlu melihat koleksi mana yang paling dibutuhkan, jangan melihat lama atau baru. Ketika koleksi lama masih bisa kita kontrol dengan memberikan layanan secara konvensional, maka tidak masalah apabila memulai koleksi baru di sistem, meski peralihan tersebut akan cukup menguras waktu,” ujar dia.

Baca juga: Perpusnas: TPBIS mampu beri dampak transformasi sosial dan ekonomi

Ia juga menekankan pentingnya pustakawan terus belajar dan memberikan tanda pada koleksi atau rak yang sudah masuk automasi sehingga tidak tercampur dengan koleksi lama.

Inawati juga memaparkan beberapa manfaat yang bisa dirasakan ketika perpustakaan sudah diautomasi, pertama yakni peningkatan efisiensi dan produktivitas.

“Ada efisiensi karena dapat mengurangi beban kerja staf perpustakaan dengan mengautomatisasi tugas-tugas rutin seperti katalogisasi, sirkulasi, dan pengelolaan koleksi,” ucapnya.

Selain itu, katanya, dapat meningkatkan kualitas layanan dengan menyediakan informasi yang lebih cepat dan akurat kepada pengguna, membantu pengelolaan perpustakaan yang lebih terstruktur dan efisien, serta mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan akurasi data.

“Automasi perpustakaan juga berdampak pada penghematan waktu dan sumber daya, yang memungkinkan pengguna mencari dan mengakses buku serta sumber daya lainnya secara daring tanpa harus mencari manual di rak,” ujarnya.

Baca juga: Mengaliri literasi dari Sungai Batanghari
Baca juga: Dosen Unpad: Perpustakaan adalah pusat kegiatan literasi di sekolah
Baca juga: Konferensi Perpustakaan Hijau munculkan sejumlah rekomendasi