Jakarta (ANTARA) - Bayi yang lahir prematur dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam perkembangan neurologis dan kesehatan secara keseluruhan.

Seperti yang diungkapkan Dokter Anak lulusan Universitas Indonesia (UI) dr. Achmad Rafli, Sp.A (K) bahwa peran nutrisi, stimulasi, dan pemantauan intensif dalam seribu hari pertama kehidupan bayi prematur menjadi hal yang penting.

“Bayi prematur memiliki risiko gangguan perkembangan otak, karena proses pembentukan otak yang belum sempurna saat kelahiran. Pada trimester pertama hingga ketiga, perkembangan otak terjadi secara bertahap, mulai dari kemampuan motorik hingga sinergi fungsi vital seperti pernapasan dan menelan,” kata Dokter Anak Subspesialis Neurologi dari RSIA Bunda saat temu media memperingati “World Prematurity Day” di Jakarta, Rabu.

Dokter Rafli menambahkan stres pada ibu hamil bisa berdampak negatif pada perkembangan otak janin, sehingga ibu perlu menjaga kesehatan fisik dan mental selama kehamilan.

Selain itu, kolostrum, nutrisi pertama dari ASI juga menjadi penting untuk mendukung perkembangan otak dan sistem kekebalan bayi prematur.

Dalam seribu hari pertama kehidupan, bayi prematur memerlukan stimulasi yang intensif untuk mencegah gangguan perkembangan, seperti gangguan motorik, bicara, dan autisme.

Ia menuturkan stimulasi pada anak bisa ditingkatkan melalui beberapa cara, seperti mengajak anak berkomunikasi, mengajak bermain, memperlihatkan gambar pola, hingga memutarkan musik.

Dokter Rafli juga menegaskan perlunya pemantauan lingkar kepala sebagai salah satu indikator perkembangan otak.

"Bayi prematur membutuhkan tim medis yang terintegrasi untuk mengawasi perkembangannya, mulai dari dokter anak, neurolog, hingga ahli gizi," ujarnya.

Baca juga: Risiko pencernaan yang dihadapi bayi prematur

Baca juga: Dokter jelaskan pentingnya skrining kesehatan bagi bayi prematur


Bagi para orang tua, perawatan bayi prematur adalah tantangan yang membutuhkan dedikasi tinggi.

Namun, dengan nutrisi yang tepat, stimulasi dini, dan pemantauan rutin, bayi prematur memiliki peluang besar untuk tumbuh sehat dan optimal seperti anak yang lahir cukup waktu.

Baca juga: Kemenkes: Kematian bayi di Indonesia lebih banyak karena prematur

Baca juga: Asupan vitamin D bagi ibu hamil cegah keguguran hingga bayi prematur