Ekonom nilai positif keputusan BI pertahankan suku bunga acuan
20 November 2024 17:38 WIB
(Ki-ka) Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Silva Halim, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Eka Fitria, dan Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro saat konferensi pers Mandiri Investment Froum 2024 di Jakarta, Rabu (21/2/2024). (ANTARA/HO-Bank Mandiri)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai positif keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di posisi 6 persen.
"Kami memandang keputusan tersebut sangat positif karena tiga poin," kata Asmo dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Pertama, ketidakpastian inflasi makin meningkat, khususnya di Amerika Serikat (AS).
Setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, risiko tidak hanya berasal dari "decoupling" antara sektor jasa dan manufaktur, tetapi juga dari kebijakan seperti kenaikan tarif pada produk impor dari China. Hal ini berpotensi mendorong inflasi di AS lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan oleh The Fed.
Kedua, dampak ketidakpastian terhadap aliran modal dan nilai tukar global. Dengan inflasi yang masih tinggi di AS, muncul ekspektasi bahwa suku bunga acuan tidak akan dipangkas secara agresif. Hal ini memicu aliran modal kembali ke AS dan negara-negara maju lainnya, yang berdampak pada tekanan nilai tukar di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Ketiga, upaya menjaga keseimbangan ekonomi domestik. Dengan mempertahankan suku bunga di level 6 persen, mencegah terjadinya arus modal keluar yang lebih besar, yang dapat memberikan tekanan tambahan pada nilai tukar rupiah dan berujung pada inflasi domestik.
Baca juga: Ekonom proyeksi BI tahan suku bunga acuan di level 6 persen
Baca juga: Ekonom proyeksikan suku bunga BI di level 5,75 persen di akhir 2024
"Secara keseluruhan, kami memandang masih ada peluang untuk memangkas suku bunga acuan, kalau ketidakpastian kebijakan global mulai hilang. Kalau kebijakannya keluar dalam 1-2 bulan sambil menunggu dilantiknya Donald Trump, ini baru akan kelihatan," tutur Asmo.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Bulan November 2024 memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level 6 persen.
Suku bunga deposit facility ditahan pada level 5,25 persen, dan suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.
Hal tersebut diumumkan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19-20 November2024 di Jakarta, Rabu.
Baca juga: BI tahan suku bunga acuan BI-Rate tetap 6 persen
Baca juga: Ekonom UOB : Suku bunga Fed akan di level 3,25 persen awal 2026
"Kami memandang keputusan tersebut sangat positif karena tiga poin," kata Asmo dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Pertama, ketidakpastian inflasi makin meningkat, khususnya di Amerika Serikat (AS).
Setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, risiko tidak hanya berasal dari "decoupling" antara sektor jasa dan manufaktur, tetapi juga dari kebijakan seperti kenaikan tarif pada produk impor dari China. Hal ini berpotensi mendorong inflasi di AS lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan oleh The Fed.
Kedua, dampak ketidakpastian terhadap aliran modal dan nilai tukar global. Dengan inflasi yang masih tinggi di AS, muncul ekspektasi bahwa suku bunga acuan tidak akan dipangkas secara agresif. Hal ini memicu aliran modal kembali ke AS dan negara-negara maju lainnya, yang berdampak pada tekanan nilai tukar di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Ketiga, upaya menjaga keseimbangan ekonomi domestik. Dengan mempertahankan suku bunga di level 6 persen, mencegah terjadinya arus modal keluar yang lebih besar, yang dapat memberikan tekanan tambahan pada nilai tukar rupiah dan berujung pada inflasi domestik.
Baca juga: Ekonom proyeksi BI tahan suku bunga acuan di level 6 persen
Baca juga: Ekonom proyeksikan suku bunga BI di level 5,75 persen di akhir 2024
"Secara keseluruhan, kami memandang masih ada peluang untuk memangkas suku bunga acuan, kalau ketidakpastian kebijakan global mulai hilang. Kalau kebijakannya keluar dalam 1-2 bulan sambil menunggu dilantiknya Donald Trump, ini baru akan kelihatan," tutur Asmo.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Bulan November 2024 memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level 6 persen.
Suku bunga deposit facility ditahan pada level 5,25 persen, dan suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.
Hal tersebut diumumkan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19-20 November2024 di Jakarta, Rabu.
Baca juga: BI tahan suku bunga acuan BI-Rate tetap 6 persen
Baca juga: Ekonom UOB : Suku bunga Fed akan di level 3,25 persen awal 2026
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: