Jakarta (ANTARA) - Sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi dilanda cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang sampai dengan 25 November, berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika kondisi ini diperkuat adanya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO).

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya mengidentifikasi adanya keberadaan MJO pergerakan awan dari Samudera Hindia mulai masuk ke wilayah Indonesia dari sebelah barat, pada Selasa 19 November 2024.

BMKG memprediksi pergerakan aktivitas konveksi MJO tersebut sampai 25 November dapat memicu hujan lebat disertai petir di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, dan Lampung bagian barat, Banten, Jabodetabek, Jakarta bagian selatan, Jawa Barat bagian selatan, D.I Yogyakarta, Pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.

Menurut dia, wilayah-wilayah tersebut di antaranya merupakan bagian dari 65 persen zona musim di Indonesia yang sudah memasuki musim penghujan. Hal ini sebagaimana yang telah diprakirakan oleh BMKG sebelumnya di mana puncak musim hujan akan jatuh pada Januari-Februari 2025 dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah.

Keberadaan MJO yang saling berimplikasi dengan berbagai fenomena atmosfer di wilayah barat Samudera Hindia masuk ke Indonesia inilah yang, kata dia, mempengaruhi terjadinya penguatan potensi cuaca ekstrem seperti hujan deras dan sebagainya itu.

BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan cuaca dan dapat bersinergi dengan pemerintah daerah setempat sehingga mampu mengurangi atau terhindar dari dampak risiko bencana hidro-meteorologi basah seperti banjir, tanah longsor, angin kencang.

Adapun sebagaimana pedoman yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diketahui masyarakat yang tinggal di lereng tebing, bantaran sungai ataupun tanggul pembatas sungai agar mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga lebih dari satu jam dengan jarak pandang kurang dari 100 meter.

Baca juga: BMKG: Waspadai cuaca ekstrem di Jateng pada 21-23 November
Baca juga: Badan Geologi: Jangan anggap remeh peta bencana dalam pembangunan RTRW
Baca juga: BMKG perkirakan puncak musim hujan di Banten Januari-Februari 2025